Saat ditawarkan paket Indihome, sebenarnya saya agak ragu, tapi karena yang menawarkan / meyakinkan saya adalah salah satu pejabat di Telkom Jakarta Timur, maka timbul keinginan untuk mencoba. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan mulus, tidak seperti yang lalu-lalu (produk Telkomnet Instant/Speedy), setiap bulan harus selalu berurusan terus dengan Plaza Telkom.
Tapi rupanya, setelah terus menerus memaklumi selama kurang lebih 6 bulan, akhirnya, pada hari ini saya ke Plaza Telkom untuk menghentikan paket Indihome di rumah saya.
Alasannya:
- Antara paket yang ditawarkan dengan tagihan, selalu (ulangi SELALU) tidak cocok (ini juga yang terjadi dahulu, baru ingat). Marketing awalnya menawarkan paket 5 Mbps, UseeTV 25 channel. telepon lokal unlimited senilai Rp. 255.000. Namun setelah tagihan datang, ternyata tidak seperti itu. Masih mending kalau alasannya +PPn, tapi ini biayanya lebih dari itu. Alasannya karena paketnya sudah 10MB (padahal secara teknikal belum). Meskipun dongkol, saya maklumi saja dengan harapan ke depan tidak terjadi lagi.
- Kemudian kembali saya diiming-iming dengan paket 10MB, UseeTV all channel (99 ch.) dan telpon lokal bebas 1.000 menit, senilai Rp. 290.000. Untuk meyakinkan, berulangkali saya tanya, pasti ya, harganya hanya segini!! Iya, kata Marketingnya dengan mantap.
- Kembali saya terkejut karena tagihan yang saya terima baik bulan April maupun Mei berbeda (dari paket Rp. 290.000). Untuk bulan April saya ditagih Rp. 418.252. Saat saya protes ke Marketing (pihak Plaza Telkom mengatakan kalau protes jangan ke kami, tapi langsung ke Marketing saja), pihak Marketing mengatakan, bayar saja dulu, kelebihannya akan jadi deposit untuk bulan berikutnya. Kalau bulan depan (Mei), masih belum benar, nanti kami (Marketing) yang mengurus pembayarannya.
- Akhirnya tagihan bulan Mei pun datang, senilai Rp. 355.275. Kenapa itu berbeda, karena saya masih perlu membayar biaya telpon Rp. 50.000./bulan (lagi!!)
Agar tidak berlarut-larut, hari ini pun saya tutup paket IndiHome.
Catatan:
- Cerita di atas sudah saya buat seringkas mungkin. Ceritanya tidak sesederhana itu, tapi meskipun saya sudah maklumi berkali-kali, kejadian ini terus berulang dengan dalih macam-macam. Yang paling ampuh, Itu khan kata marketing, itu akal-akalan marketing agar laku, dst. Mohon maaf saya tidak cocok dengan cara / gaya marketing demikian.
- Semua data kuitansi, brosur, rekaman pembicaran per telpon masih saya simpan. Siapa tahu ada yang membutuhkannya
- Cerita ini saya tulis untuk memenuhi janji saya kepada pembaca seperti tulisan saya saat akan berlangganan Indi Home (yang saya tahu hits-nya cukup banyak*). Bisa saja di tempat lain dan dengan orang lain, situasinya berbeda.
- * coba googling “IndiHome Telkom” dan lihat artikel saya ada di halaman berapa.
LINK
http://www.eriktapan.com/2014/11/mencoba-langganan-indihome-dari-telkom.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H