[caption id="attachment_138631" align="alignleft" width="180" caption="Presentasi Teddy Rachmat pada acara KOWAS"][/caption] Sering kita mendengar nasehat anak/pasangan hidup kepada orang yang meskipun sudah tua/senior tapi masih aktif bekerja/berkarya. "Sudahlah, Bpk/Ibu sudah tua, buat apa cape'2 bekerja. Nikmatilah hidup!!". Namun, dengan tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih kepada pihak pemberi nasehat yang tentunya sangat mencintai kita, Teddy Rachmat dalam acara pertemuan ke-14 Komunitas Warga Senior (KOWAS), menyatakan bahwa hal itu sebaiknya tidak perlu dikuti. Mantan pucuk pimpinan Astra Group ini menjelaskan kalau ia tidak setuju dengan pendapat bahwa (karya, red)  setiap orang sudah ada jatahnya. "Kita tidak tahu, seberapa banyak orang yang bisa kita karyakan, bisa membayar pajak ke negara dengan usaha kita pada saat usia kita senja", lanjut pria 68 tahun, yang baru memulai usahanya sendiri pada usia pensiun 55 tahun dengan -yang dikenal saat ini- Triputra Group. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang tambang, agribisnis, manufakturing dan perdagangan dengan sekitar 40.000 karyawan. Berbeda dengan materi-materi presentasimanagementyang sering saya ikuti sebelumnya, kali ini inspiratormanagementTeddy dengan lugas dan sederhana memberi inspirasi bagaimana menjalani usia senior dengan terus berprestasi kepada sekitar kurang lebih 100 pemilik, pimpinan dan mantan pimpinan puncak berbagai perusahaan di Indonesia. Presentasi yang berjalan hanya 10 menit itu menjadi menarik saat diskusi yang berlangsung hingga 1,5 jam. Beberapa pertanyaan yang sempat terlontar pada acara tersebut, seperti: 1. Tanya: Apa yang membuat seseorang bisa begitu bersemangat untuk bekerja? Jawab: Dalam melakukan sesuatu termasuk bekerja, hendaklah itu dilandasi dengan passion/semangat. Bekerja dengan semangat membuat kita tidak merasa bekerja. 2. Tanya: Apa yang bisa disumbang, jika seseorang itu memiliki kemampuan rata-rata? Jawab: Sumbangan tidak hanya dalam bentuk materi, mereka yang sudah berpengalaman bisa memberi  training-training dan hal-hal yang sesuai dengan hobi masing-masing, seperti berkarya dalam bidang riset khususnya mengenai orang tua, training Terapi Tawa, dll. 3. Tanya: Apakah Pak Teddy pernah mengalami kekecewaan dan bagaimana cara mengatasinya? Jawab: Kekecewaan tentu bisa dialami setiap orang, tetapi apa gunanya meratap terus. Tidak ada orang yang peduli terhadap kita selain diri kita sendiri. Segeralah bangkit, masih banyak yang membutuhkan karya kita. The show must go on. 4. Tanya: Bagaimana Pak Teddy mendidik/mempersiapkan generasi penerus keluarga Pak Teddy? Jawab: Kita harus menjalankan cinta yang keras (tough love). Mereka (anak-anak, red) harus lebih hebat dan tangguh daripada kita, karena kehidupan saat ini dan mendatang lebih keras. Sepuluh tahun pertama, mereka saya minta bekerja atas usaha sendiri. Anak saya ada yang naik kendaraan umum dalam memulai pekerjaaannya. Acara KOWAS yang berlokasi di Hotel Aerowisata Kawanua Cempaka Putih dimulai dengan senam rematik yang dikhususkan untuk mencegah penyakit rematik. Dalam sambutannya Ketua sekaligus salah satu pendiri KOWAS, Indra Gunawan menyatakan bahwa organisasi yang didirikan sejak 2 tahun lalu ini (Januari 2009) bertujuan agar para senior bisa menikmati hidup yang lebih berkualitas dan bisa terus berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H