[caption id="attachment_216761" align="aligncenter" width="483" caption="Staf Ahli Menristek Prof Amin Soebandrio saat membuka acara"][/caption] Dunia Kedokteran sekarang sudah mulai mengakui bahwa manusia tidak hanya terdiri dari komponen sel semata (seperti asal muasal Ilmu Kedokteran dari Barat yang getol meneliti sel, jaringan dan organ), namun ada hal lain di luar sel (yang terus menerus diamati dan dicari penjelasannya yang "masuk akal" Ilmu Kedokteran) yang bisa mempengaruhi kesehatan seseorang. Hal ini makin terungkap setelah para peneliti mulai mengembangkan terapi baru yang revolusioner seperti stem cell dan imunoterapi. Berbeda dengan pakem yang selama ini berkembang di dunia kedokteran, kedua terapi tersebut memang benar-benar mengandalkan kemampuan manusia sendiri untuk melawan berbagai jenis penyakit. Jadi pengobatan menggunakan sumber daya dari dalam manusia itu sendiri. Ringkas cerita (detil akan disambung sekiranya ada kesempatan), penyembuhan tidak bisa tercapai hanya mengandalkan obat (dari luar semata), namun juga harus memperhatikan lingkungan mikro manusia (perasaan senang, semangat, kepercayaan, dll.) . Para peneliti saat ini tidak bisa lagi anti atau tidak memperdulikan yang namanya efek placebo. Justru yang harus diteliti, bagaimana caranya efek placebo itu bisa keluar. Kalimat / pernyataan terakhir ini terlihat klise, namun sangat besar dampaknya bagi dunia kedokteran (barat). Demikian reportase ringkas saya saat mengikuti acara Seminar Stem Cell yang berlangsung di Jakarta Sabtu 6 Oktober 2012 yang lalu. Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI), organisasi peneliti Sel Punca yang bernaung di bawah Kemenristek RI bersama-sama dengan Perhimpunan Dokter Seminat Rekayasa Jaringan dan Terapi Sel (REJASELINDO), salah satu organisasi Dokter Seminat di bawah PB IDI. Info detil seminar ini pernah saya tulis di sini: http://bitly.com/selpunca , yang kena pancung Redaksi Kompasiana. Bagi yang tetap ingin membaca tulisan tersebut, bisa akses: http://bitly.com/Selpunca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H