Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

MKEK IDI Melarang Dokter Promosi di Social Media

17 November 2024   13:06 Diperbarui: 17 November 2024   14:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://youtube.com/@DokterErik

MKEK IDI melarang Dokter promosi produk kesehatan di Social Media, kecuali.....


Penulis sangat mendukung apa yang menjadi himbauan dari MKEK IDI baru-baru ini, yaitu melarang anggotanya untuk melakukan promosi kesehatan di social media kecuali tetap mengutamakan etik dalam setiap postingan yang diunggah dan dokter boleh meperkenalkan produk kesehatan yang terbukti dan diakui secara medis, direkomendasikan oleh para ahli, didokumentasikan dan dipublikasikan di jurnal ilmiah serta diterima oleh masyarakat ilmiah.
(sumber: detikHealth & katadata.co.id)

Sangatlah bijak, sebagai organisasi Dokter terbesar di Indonesia, IDI tidak sembarangan melakukan pelarangan. Jaman telah berubah. Kalau dahulu masyarakat masih mengganggap dokter atau tenaga kesehatan sebagai satu-satunya sumber informasi,  tidak untuk saat ini. Dengan perkembangan teknologi informasi, semua orang bisa menjadi nara sumber produk kesehatan. Kalau dahulu hanya para dokter yang sering diberi panggung di media massa untuk urusan kesehatan, sekarang semua orang bisa mencari panggung sendiri.

Sebagai pengamat Teknologi Informasi khususnya Kesehatan, penulis melihat semakin bombastis suatu produk yang ditawarkan, semakin banyak audiens penontonnya. Contohnya menawarkan suatu produk kesehatan yang bisa menyembuhkan gagal ginjal / cuci darah atau penyakit kencing manis. Pastilah informasi tersebut ramai kolom tanya jawabnya dibandingkan dengan mereka yang mengatakan bahwa Gagal Ginjal atau Sakit Gula tidak bisa disembuhkan hanya bisa dikontrol. Masyarakat sudah tidak peduli lagi, apakah sumber informasi itu kompeten atau tidak.

Jadi jika ada larangan para dokter untuk melakukan promosi/pengenalan suatu produk kesehatan maka ke depan ruang-ruang media sosial hanya akan (lebih banyak) diisi para penjual yang bukan dokter. Bayangkan bagaimana pengetahuan masyarakat ke depan akan dibawa.

Tentu tidak bisa dipungkiri ada beberapa teman sejawat yang agak kebablasan menawarkan suatu produknya. Mungkin karena sangat yakin dengan keampuhan produk yang ditawarkan tersebut. Tapi sebagai seorang dokter, pasti yang bersangkutan tahu mengenai etik dan pasti akan ada respons dari teman-teman sejawat dalam satu groupnya.

Jadi sekali lagi mari kita dukung himbauan / larangan dari IDI tersebut sambil terus berupaya membuat video-video edukasi yang menarik.

Contoh video-video edukasi dari Dokter Internet,

- Sakit Ginjal tidak perlu cuci darah, https://youtu.be/Op0jGUtrZns

- Gagal Ginjal pada bayi dan anak, tips pencegahannya, https://youtu.be/49KQLbojxOg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun