Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rasa Sayang yang Mencelakakan

7 September 2024   08:07 Diperbarui: 7 September 2024   08:09 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://freepik.com

Rasa sayang yang mencelakakan
Jadi pendamping jangan terlalu berlebihan

Menjadi pendamping itu tidak mudah. Ada pengorbanan yang sangat besar dari seorang pendamping terutama jika penyakitnya adalah penyakit kronis yang tidak bakal sembuh, seperti cuci darah misalnya.


Dalam 1 - 2 minggu awal jatuh sakit, mungkin pasien masih dikunjungi oleh teman-teman kantornya, sambil berdoa agar pasien bisa sembuh. Dalam sebulan, rasanya sudah jarang ada teman yang memperhatikan Anda. Mungkin tersisa keluarga/sanak saudara Anda. Bagaimana kalau sudah setahun sakit? Tinggallah Anda dan pendamping setia Anda.
Meskipun tidak sakit, tapi pendamping Anda terus dalam kondisi prihatin.

Berbagai cara memperlihatkan kasih sayang kepada pasien dari pendampingnya. Yang ekstrim yang dokter pernah lihat adalah seperti di bawah ini:

Seperti kita ketahui, pasien cuci darah harus mengontrol asupan cairan dan ada beberapa bahan makanan yang tidak bebas dimakan. Bukan berarti tidak boleh lho.
Saking sayangnya, untuk mengontrol cairan, si pendamping itu selalu mengukur dengan gelas takar. Setiap kali pasien mau minum, minumannya ditakar dulu dg gelas takar. Kebetulan sang pendamping pernah kuliah farmasi, denger2 sih begitu. Untuk makanan lebih seru lagi.
Mereka catering dari rumah sakit. Jadi pasien hanya boleh makan makanan catering Rumah Sakit.
Hasilnya....
Pasien meninggal karena asites. Mungkin karena kekurangan protein / malnutrisi.

Mungkin kasus seperti ini jarang dan tidak bisa dijadikan kesimpulan yang umum.
Tapi untuk kasus seperti pasien cuci darah, berikanlah mereka/pasien sedikit kebebasan. Apalagi di kondisi demikian memerlukan intake protein yang tinggi melebihi orang sehat. Kontrol bisa dilakukan setiap kali cuci darah (kenaikan berat badan jangan melebihi 5%) atau sebulan sekali lewat pemeriksaan laboratorium.

Ingin tahu lebih banyak bagaimana menjaga asupan makanan dan minuman/cairan pasien cuci darah?  Atau pemeriksaan laboratorium apa yang perlu dilakukan berkala?

Bisa membaca buku Penyakit Ginjal Kronis dan Hemodialisis, terbitan  Elex Media Komputindo, Gramedia Group.

Dr. Erik Tapan, MHA
Penulis buku Penyakit Ginjal Kronis dan Hemodialisis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun