Kenapa pasien cuci darah butuh suplemen binder fosfat?
Pernah melihat pasien yang sudah menjalankan cuci darah lebih dari 5 tahun, hanya bisa terbaring di tempat tidur? Bergerak sedikit sudah mengerang kesakitan. Setiap perawat memegang tubuhnya timbul rasa nyeri. Sungguh sangat menderita mengalami hal tersebut. Pada kasus yang lebih ringan pasien hanya bisa didorong dengan kursi roda tanpa bisa berjalan.
Memang benar bagi pasien-pasien gagal ginjal yang kurang peduli dengan metabolisme fosfor kalsium, ketidaknyamanan baru dirasakan sesudah 5 tahun atau lebih. Sebelumnya mereka tenang-tenang aja karena gangguan metabolisme fosfor kalsium umumnya tidak bergejala.
Kenapa metabolisme Fosfor Kalsium perlu menjadi perhatian pasien gagal ginjal?
Seperti diketahui pada pasien gagal ginjal, fosfor bisa menumpuk karena tidak bisa dengan sempurna dikeluarkan oleh ginjal yang sudah soak. Akibatnya fosfor yang meningkat akan menarik kalsium dari tulang, sehingga lama kelamaan terjadilah keropos tulang. Proses ini berjalan lambat bertahun-tahun.
Suplemen Binder Fosfat
Awal-awalnya karena angka harapan hidup pasien gagal ginjal masih rendah, masalah osteoporosis bukan menjadi perhatian para dokter. Istilahnya belum osteoporosis pasien sudah berpulang. Namun seiring dengan jumlah pasien usia muda makin banyak dan makin berkembangnya teknologi kedokteran jumlah pasien gagal ginjal yang hidup melewati 5 tahunan semakin banyak. Karena itulah komplikasi osteoporosis pada pasien gagal ginjal menjadi perhatian. Nggak lucu kan pasien berusia panjang, tapi harus berada di kursi roda.
Itulah pentingnya suplemen binder fosfat. Suplemen yang bisa mengikat fosfat pada makanan/minuman yang masuk. Diharapkan dengan normalnya kadar fosfat pasien, risiko osteoporosis dalam jangka panjang akan berkurang.
Oleh karena itu sangat penting bagi pasien untuk bisa mempertahankan kadar fosfat darah dalam batas normal.
Ini contohnya,
https://youtube.com/shorts/yUToelPpg28?feature=share
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H