Ijinkan Dokter menyumbang saran. Semoga bisa didiskusikan dan ditindaklanjuti. Biar bagaimana pun, drh Yuda adalah salah satu aset bangsa yang sangat berharga.Â
Agar bisa berpraktik sesuai aturan yang ada di Indonesia, Drh Yuda perlu membentuk tim. Di mana dalam tim tersebut ada dokter spesialis sesuai dengan penyakit yang bisa disenbuhkan, seperti Penyakit Dalam, Saraf, dll.Â
Hal ini umum di dunia terapi sel. Ada dokter operator/klinisi (dokter manusia) dan ada periset (bisa dari disiplin ilmu life science apa saja, tidak harus dokter). Ini juga bisa melindungi Drh Yuda kalau-kalau suatu saat suntikannya mengakibatkan alergi, dll. Protein gitu lho.Â
Kenapa disebut periset, karena sampai saat ini, terapi sel di Indonesia masih digolongkan sebagai terapi yang sedang dalam penelitian. Setiap terapi, perlu selalu di-evaluasi dan dilaporkan.Â
Yang kedua, laboratorium tempat pengolahan produk Drh Yuda, harus bisa di-approved oleh instansi terkait, seperti Kemenkes/BPOM.Â
Hal ini tentu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa saja terjadi. Misalnya produk tercemar bahan yang tidak diinginkan. Khususnya di bidang terapi sel, bisa saja efek samping tidak terjadi seketika seperti pada kasus Gagal Ginjal Akut pada anak, tetapi muncul setelah bertahun-tahun kemudian.Â
Dengan kepakaran Drh Yuda dan tim, menurut Dokter, Â prosedur-prosedur ini pasti bisa dilalui dengan mudah. Apalagi jika didukung oleh Pemerintah. Bukankan Drh Yuda sedang mengimplemeasi anjuran Pak Jokowi?Â
Jika hal ini bisa dilakukan, Drh Yuda bisa mengembangkan risetnya secara profesional dan bertanggung jawab sesuai aturan yang ada.Â
Ayo dr Yuda, Anda pasti bisa tetap menjalankan riset Anda di Tanah Air. Tetap semangat.
Trilogi tulisan mengenai topik ini:
1. Protein Yuda oleh Dahlan Iskan