Tentu banyak faktor yang bisa menyebabkan performance tidak sebaik yang diharapkan, tapi yang paling kentara dan bisa terlihat seketika adalah soal design dan lay out gambar yang ditampilkan di socmed tersebut.
Sama semua.
Setelah ditanyakan ke tim yang mengelola socmed, ternyata gambar-gambar yang ditampilkan di socmed tersebut sama persis. Baik itu gambar yang ditampilkan di dalam rumah sakit (biasanya di papan pengumuman atau di lift bagian dalam), maupun di socmed maupun di WAG. Alasan tim socmednya, supaya informasi yang disampaikan bisa langsung terlihat semua. Kan kalau gambar dibuat polos (tanpa text) dan menambah informasinya dengan menggunakan caption socmed, begitu gambar di share, banyak informasi yang tidak masuk / hilang.
Menurut saya di sini kekeliruannya
Setiap media memiliki sifat dan karakteristik sendiri-sendiri agar informasi yang disampaikan itu bisa berhasil. Jadi sebaiknya gambar tersebut bisa disesuaikan dengan jenis dan kondisi media. Buatlah gambar sesuai dengan yang telah ditentukan di masing-masing media socmed. Ada ukuran dan syarat-syaratnya.
Apa yang saya lakukan?
Karena teman saya Ts dr Anwar tersebut (meskipun sangat open minded) belum memiliki account socmed, saya bukan HP saya dan saya tunjukkan socmed RSnya. Beliau baru sadar, tulisannya jadi kecil-kecil dan tidak terbaca. Seandainya mau diperlebar (di zoom), seketika juga akan balik (coba deh di Instagram).
Bagaimana kita bisa mengharapkan apa informasi yang kita sampaikan bisa ditangkap, kebaca saja sangat sukar.
Mudah-mudahan dengan membuat gambar yang sesuai dengan ketentuan di masing-masing social media, apalagi dengan memanfaatkan tagar (hal ini pernah saya ulas, silakan baca Note di Fanpage ini), posting-posting tim Socmed RS tersebut bisa lebih diminati orang.
Demikian sedikit informasi yang saya berikan semoga bermanfaat.