Infrastruktur adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Fasilitas seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara menjadi kunci memperkuat konektivitas dan mendukung aktivitas ekonomi. Sayangnya, pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia sering terkendala keterbatasan anggaran. Kebutuhan dana yang besar membuat pemerintah menghadapi tantangan besar untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai target. Di tengah situasi ini, sukuk hadir sebagai solusi inovatif berbasis syariah. Instrumen ini menawarkan model pendanaan yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Selain menjawab tantangan pembiayaan, sukuk juga memberi nilai tambah bagi ekonomi nasional.
Apa Itu Sukuk?
Sukuk adalah cara pendanaan sesuai prinsip Islam, sering disebut "obligasi syariah." Berbeda dengan obligasi konvensional, sukuk berbasis pada kepemilikan aset nyata sehingga lebih adil dan transparan. Sukuk menghindari unsur riba (bunga), garar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi), yang dilarang dalam Islam .Â
Secara sederhana, sukuk adalah sertifikat yang mewakili kepemilikan atas aset tertentu. Pemegang sukuk berhak mendapatkan bagian pendapatan dari aset itu, seperti sewa atau penjualan aset . Hubungan kontraktualnya menyerupai penyewa-pemilik, bukan pemberi pinjaman-peminjam seperti pada obligasi biasa. Pendekatan ini membuat sukuk lebih sesuai dengan prinsip syariah dan menarik bagi investor yang ingin
berinvestasi secara etis.
Sukuk dalam Pembangunan Infrastruktur
Sukuk telah menjadi solusi strategis untuk pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Instrumen ini mendukung pembangunan berkelanjutan yang menjadi fokus pemerintah. Dengan struktur berbasis aset nyata, sukuk menawarkan keunggulan efisiensi, transparansi, dan keberlanjutan dibanding instrumen konvensional.Â
Sukuk telah digunakan untuk mendanai proyek transportasi strategis seperti kereta api, pelabuhan, dan bandara. Selain itu, sukuk hijau berperan penting dalam pembiayaan energi terbarukan dan infrastruktur ramah lingkungan. Proyek seperti efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, dan bangunan hijau menjadi fokus utama. Proyek-proyek ini tidak hanya mendukung mitigasi perubahan iklim, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.Â
Penggunaan sukuk memberikan dampak positif dalam banyak aspek. Proses pendanaan dilakukan dengan cermat melalui identifikasi, persiapan, dan evaluasi proyek yang ketat. Transparansi menjadi keunggulan utama karena seluruh tahap proyek mengikuti regulasi syariah yang adil. Di sisi lain, sukuk berkontribusi pada keberlanjutan dengan mendanai proyek ramah lingkungan yang memperhatikan keseimbangan sosial dan ekonomi.
Keunggulan Sukuk Dibanding Instrumen Lain
Jika obligasi konvensional seperti memberi pinjaman dengan bunga, sukuk lebih seperti berbagi kepemilikan proyek atau aset. Imbal hasilnya berasal dari pendapatan yang dihasilkan aset itu, misalnya sewa atau penjualan. Dengan cara ini, sukuk lebih cocok untuk investor yang mencari alternatif etis dan sesuai syariah.
Sukuk memiliki banyak manfaat. Bagi pemerintah, instrumen ini memperluas pilihan pembiayaan sekaligus menarik investor lokal dan asing. Bagi masyarakat, sukuk membantu mendanai proyek yang bermanfaat langsung, seperti infrastruktur jalan atau energi terbarukan. Semua pihak bisa menikmati transparansi dan keadilan yang menjadi ciri utama sukuk. Negara-negara dengan pasar keuangan yang maju sering memanfaatkan sukuk untuk memperluas basis pembiayaan mereka.
Bagi investor, sukuk menyediakan perlindungan portofolio yang lebih efektif, terutama selama periode krisis. Dibandingkan obligasi konvensional, sukuk menunjukkan efektivitas yang lebih konsisten sebagai instrumen lindung nilai.
Bagi masyarakat, sukuk memberikan kontribusi signifikan dalam memobilisasi dana untuk proyek investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Proyek-proyek ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor-sektor produktif. Dengan demikian, sukuk menjadi instrumen keuangan yang mampu mendukung pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Tantangan dan Solusi dalam Pengelolaan Sukuk
Pengelolaan sukuk menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pertumbuhannya. Literasi masyarakat yang rendah tentang keuangan Islam menjadi kendala utama, terutama di negara-negara yang baru mengenal instrumen syariah. Selain itu, kesiapan regulasi yang belum memadai sering kali tidak mampu mengakomodasi karakteristik unik sukuk, sehingga membatasi pengembangannya. Sukuk juga menghadapi risiko pasar, kredit, dan kepatuhan syariah yang memengaruhi daya saingnya. Kurangnya standarisasi akibat beragam interpretasi hukum syariah dan prinsip hijau juga menjadi hambatan dalam pertumbuhan pasar sekunder.