bagaimana mungkin malam ini aku tertawa. Disisi lain, kesedihan sedang melanda.
Aku butuh mundur satu langkah. Istirahat sejenak dari segala kejenuhan yang ada. Namun ku coba kembali lagi.
Curahan hati yang menggeliat dipelupuk mata seolah berbinar mendera jiwa.
Membanjiri lesung pipi dengan raut wajah pucat pasi.
Satu pinta ku coba rajut dengan tandaskan pena dengan sedikit rasa takut.
Angan yang terbang bersama angin kala itu.
Cukup jadi kenangan .
Pinta ku saat ini memudar, namun ku upayakan ku tancapkan dan tandaskan kembali..
---
Demikian dan Salam fiksi