Mohon tunggu...
MUHAMMAD ERIK NURHIDAYAT
MUHAMMAD ERIK NURHIDAYAT Mohon Tunggu... Administrasi - Penimba Ilmu

mahasiswa jurnalistik di AKY (Akademi Komunikasi Yogyakarta) Penggemar dunia fotografi, tulis-menulis dan berbagai hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Badai Cinta Sang Mantan

23 Februari 2017   12:37 Diperbarui: 23 Februari 2017   12:43 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Aatos Beck - WordPress.com

Kisah ini, dimulai dari cerita cinta bak rangga dan cinta di serial AADC di layar lebar . Cinta manis di SMA Cerita Cinta  itu tidak akan ada habisnya jikalau kitapun berniat untuk menghapusnya , maka justru akan hilang satu tumbuh seribu cerita yang akan menghiasi dunia . Penuh dengan gejolak masa belia dan gairah cinta yang menggelora.

Jaka terlahir dari keluarga yang sangat agamis , bisa terlihat dari riwayat pendidikannya saja mulai dari TK Bustanul Atfal  lanjut ke Madrasah Ibtidaiyah , Madrasah Tzanawiyah dan akhirnya mentok SMA nya di Madrasah Aliyah . Walau sudah berusaha mencari peruntungan di Sekolah Umum Negeri , tetep saja jalurnya kudu ( takdir ) mengatakan di garis tak jauh dari sekolah agama islam.

“Baguslah , Jakaku sayang,apalagi dasar nya agama islam itu baik untuk penghidupanmu nanti di depan sana,”. Kata bundanya yang memang sangat mendukung anak-anak nya untuk terjun di Sekolah Islam.

“Iya , bun . Memang sudah takdir ya bun . Walau dah coba-coba peruntungan di Sekolah Umum . Yang katanya sekolah , gudangnya anak-anak yang gaul , pinter lagi “,sahut Jaka sepulang dari melihat hasil penerimaan via sms ( RTO ) waktu itu dia gak lolos di seleksi . Dan akhirnya diterima di Sekolah Madrasah yang cukup terkenal di Yogyakarta .

“Syukurlah , dari ujian wawancara dan  ngaji ayat Alqur’an . Yang katanya sudah lancar. Kata ustadz..!”, katanya lanjut dalam hatinya, secara dari sebelumnya dia memang sudah juara untuk hal ngaji-mengaji ( TPA ) .

Melihat wajah Jaka , memang sedikit kecewa . Tapi tersembunyi senyuman manis saat pendaftaran seleksi ujian masuk dari satu SMA ke SMA lain hingga akhirnya sampai juga di ujian akhir di sekolah MA saat ini .

Sebuah perjumpaan singkat, pada lirikan magnet di sebuah lingkungan pendidikan yang menjadi area peraduan indah . Dua bola mata tertuju tajam hanya pada satu titik . Terlihat seorang gadis yang duduk manis sembari merapikan dokumen yang akan melaju ke ruang pendaftaran .  Nampak , sebuah antrian yang mengular panjang dari calon siswa berlomba –lomba untuk bisa masuk sekolah favorit .

‘’Masyaalloh , panasnya matahari siang ini !’’, teriaknya dalam batin . Tapi telah terhapus oleh embun di depanku , seorang gadis mungil berparas ayu. Hanya sekilas ku melihat karena kemudian jatah saya untuk registrasi . Semua berjalan begitu cepat , hingga wajah itupun seolah menguap ke udara dan aku fokus untuk menunggu pengumuman seleksi masuk .

Esok harinya ..,

“Telotet…telolet … Telolet!”, Nada SMS dari hape . Tanda sms masuk dan Jakapun membukanya . Ternyata tidak lolos untuk putaran seleksi keduanya dan langsung mengambil jalan cepat untuk langsung opsi lari ke sekolah Madrasah Aliyah, melihat waktu pendaftaran sekolah akan habis.

Masuk di sekolah yang tak asing dengan keagamaan . Proses berjalan begitu saja , tanpa ada kendala  yang memberatkan . Masuk ujian tulis , wawancara dan keluar pintu ruang ujian . Dan sesuatu yang tak terduga muncul di permukaan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun