Perkembangan digital berbasis aplikasi mulai berkembang pesat di dunia pendidikan. Namun, perkembangan digitalisasi pendidikan lagi-lagi terjatuh pada peningkatan kualitas IQ anak, bukan pada karakter anak. Padahal, di era digital ini pendidikan karakter juga sangat penting untuk memberikan dasar sikap dan mental anak dalam menggunakan teknologi digital.
Dengan berkembangnya teknologi digital maka perlu adanya upaya untuk membentengi anak bangsa terhadap informasi yang dapat merusak karakter anak tersebut meski hal itu tidak mudah. Namun, hal tersebut harus dimulai dari lingkup keluarga terlebih dahulu.
Tidak hanya di dalam dunia digital pergaulan di usia prasekolah yang semakin luas tak hanya di dalam rumah lagi, namun di luar rumah dan di sekolah, selain memberikan efek positif, juga dapat menyumbangkan efek negatif. Salah satu efek negatif itu, anak jadi mendapat perbendaharaan kata-kata kasar. Tidak heran jika anak-anak sekarang sering menggunakan kata-kata kasar. Perilaku suka meniru amat melekat pada anak-anak usia prasekolah. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya akan mudah ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru dilingkungannya termasuk kata-kata kasar akan cepat diikuti oleh anak.
Dari sisi dampak positif anak-anak cenderung gampang menguasai teknologi, sehingga mereka juga bisa mencari konten atau bisa memanfaatkan konten yang ada di dunia digital. Akan tetapi mengenai dampak negatif tentu banyak sekali yang yang masih belum tertangani dengan baik. Sebenarnya yang cukup berbahaya adalah ketika anak-anak terlalu sering menggunakan perangkat digital itu, maka kemampuan literasinya menjadi menurun. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam mengawasi dan mendidik anak mereka. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H