Dunia pasti dihebohkan dengan salah satu video YouTube dengan tajuk " The New Rules of the World by John Pilger". Video yang diunggah oleh akun "SAHABAT PPI" tersebut pasti saat ini banyak menjadi sebuah perbincangan. Apalagi saat ini Indonesia sedang menghadapi masa-masa ekonomi yang kritis. Mari kita ulas sedikit mengenai video tersebut!
Video berdurasi 54 menit lebih 23 detik tersebut membahas akan adanya dampak globalisasi, terutama di Indonesia, dan bagaimana hal itu menciptakan kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin. Dalam beberapa bulan terakhir, lebih dari satu juta orang, sebagian besar anak muda, telah memprotes terhadap sistem ekonomi baru yang disebut globalisasi. Meskipun manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan kekayaan dan mengurangi kemiskinan, kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin melebar. Sebuah kelompok kecil individu kaya kini lebih kaya daripada sebagian besar populasi Afrika, dan betapa mengejutkannya dua ratus perusahaan besar mendominasi seperempat aktivitas ekonomi dunia.
Di Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam seperti tembaga, emas, minyak, dan kayu, kondisi kehidupan banyak orang sangat memprihatinkan. Meskipun negara ini seharusnya tidak miskin, banyak orang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Di Jakarta, ada pernikahan mewah yang menunjukkan kekayaan elit, sementara di dekatnya, banyak pekerja yang hidup dalam kondisi yang sangat buruk, bekerja di pabrik-pabrik dengan upah yang sangat rendah. Pekerja di pabrik-pabrik ini, yang memproduksi barang-barang merek terkenal, sering kali dibayar kurang dari satu dolar per hari, dan mereka bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi.
Globalisasi, yang dijanjikan akan menyatukan orang-orang dari berbagai ras dan negara serta mengurangi kemiskinan, apa buktinya ? justru hal ini menghasilkan proses yang sebaliknya. Kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin melebar. Di Indonesia, banyak orang yang bekerja di pabrik-pabrik ini hidup dalam kondisi yang sangat buruk, dengan fasilitas yang tidak memadai dan upah yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Pabrik-pabrik ini sering kali dimiliki oleh kontraktor dari Taiwan dan Korea, yang mempekerjakan tenaga kerja murah untuk memproduksi barang-barang merek terkenal. Meskipun ada kode etik yang diusulkan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk melindungi pekerja, implementasinya sangat lemah. Banyak pekerja yang tidak memiliki pilihan dan terpaksa menerima kondisi kerja yang buruk karena tingkat pengangguran yang tinggi.
Sejarah kelam Indonesia juga diungkap dalam video ini, di mana pada tahun 1960-an, terjadi pembunuhan massal yang didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris. Jutaan orang dibunuh dalam upaya untuk menghapuskan komunisme, dan setelah itu, ekonomi Indonesia dibuka untuk investasi asing. Hal ini memungkinkan perusahaan-perusahaan besar untuk mengakses sumber daya alam dan pasar dengan biaya tenaga kerja yang sangat rendah.
Video ini juga menyoroti peran Bank Dunia dan IMF dalam menciptakan utang yang membebani negara-negara miskin. Utang ini sering kali digunakan untuk memaksakan kebijakan yang menguntungkan perusahaan-perusahaan besar, sementara rakyat biasa harus menanggung beban utang tersebut. Banyak negara, termasuk Indonesia, terjebak dalam siklus utang yang membuat mereka semakin miskin.
Dalam masalah ini, video menyerukan perlunya perubahan sistemik. Banyak orang di seluruh dunia mulai menentang kekuatan IMF dan Bank Dunia, serta menyerukan pembatalan utang sebagai cara untuk mengangkat negara-negara miskin dari kemiskinan. Protes-protes ini telah menyebar ke negara-negara Barat, di mana orang-orang mulai mempertanyakan sistem yang ada dan menyerukan keadilan sosial.
Akhirnya, video ini menekankan bahwa semua masalah ini tidak ditentukan oleh takdir, tetapi dapat diubah. Ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan lembaga-lembaga perdagangan dan pembangunan yang demokratis dan akuntabel, serta untuk membatalkan utang yang membebani negara-negara miskin. Dengan demikian, generasi mendatang tidak perlu menghadapi kesenjangan dan bahaya yang ada saat ini.
Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat, kita sering terjebak dalam ilusi bahwa dunia ini semakin adil dan sejahtera. Namun, kenyataannya, kesenjangan sosial semakin melebar, dan banyak permasalahan sosial yang muncul di sekitar kita, mencerminkan dampak dari sistem ekonomi yang tidak seimbang. Mari kita lihat bagaimana fenomena ini terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Di sebuah kota besar, misalnya, kita bisa melihat kontras yang begitu mencolok antara kehidupan para elit dan masyarakat yang kurang beruntung. Di satu sisi, ada gedung-gedung pencakar langit yang megah, restoran mewah, dan pusat perbelanjaan yang dipenuhi barang-barang mahal. Di sisi lain, hanya beberapa kilometer dari sana, terdapat pemukiman kumuh di mana banyak orang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal yang layak.