Mohon tunggu...
Erika Susanti
Erika Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Medan

Seorang Mahasiswa dari jurusan Ilmu Keolahragaan yang menyukai sastra, karena menurutnya sastra adalah seni kehidupan. Memiliki hobi berolahraga dan membaca novel. Segala jenis olahraga yang berhubungan dengan bola besar dan bola kecil serta novel dengan genre self improvement adalah favoritnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Goa Belanda dan Goa Jepang

14 Desember 2022   23:56 Diperbarui: 15 Desember 2022   00:23 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menikmati wisata alam sembari belajar serta memahami sejarah merupakan salah satu sarana yang disediakan oleh Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Di Taman Hutan Raya ini memiliki dua goa. Yaitu Goa Belanda serta Goa Jepang.

Bisa kita amati dari nama kedua Goa tersebut, pasti saja kedua Goa ini dimanfaatkan pada dikala Indonesia masih terletak dalam jajahan Belanda serta Jepang. Goa Belanda, berjarak kurang lebih 1 km dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda lewat gerbang Dago pakar. Goa Belanda ini didirikan pada tahun 1912 oleh kolonial Belanda.

Mulanya Goa ini ialah suatu terowongan yang digunakan buat menyadap aliran air sungai Cikapundung yang digunakan oleh PLTA Bengkok. Terowongan yang saat ini disebut Goa Belanda ini sendiri berdiri selama 144 m, dengan lebar 1, 8 m.

Serta untuk menguatkan aktivitas militer Belanda pada zamannya, dibangunlah jaringan goa sebanyak 15 lorong serta 2 pintu masuk setinggi 3, 2 m. Luas pelataran yang digunakan buat membangun Goa Belanda ini seluas 0,6 Ha serta luas segala Goa beserta lorongnya sekitar 548 m.

Pada masa Perang Dunia ke II, Belanda menggunakan Goa Belanda ini sebagai stasiun radio telekomunikasi Belanda. Sebaliknya pada masa kemerdekaan, Goa Belanda ini dimanfaatkan oleh para pejuang Indonesia sebagai gudang mesin.

Sehabis terlepas dari penjajahan kolonial Belanda, di posisi yang sama didirikan suatu Goa oleh militer Jepang pada tahun 1942. Jarak Goa yang diucap Goa Jepang ini kurang lebih 600 m dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda lewat gerbang Dago pakar

Goa ini didirikan oleh militer Jepang buat dijadikan barak militer serta perlindungan. Bila pada Goa Belanda ditemui sebanyak 15 lorong, di Goa Jepang kamu hanya melihat 18 bunker yang masih dalam kondisi sama semacam aslinya.

Bunker-- bunker ini juga mempunyai kegunaan yang berbeda-- beda, misalnya sebagai tempat pengintaian, tempat penembakan, ruang pertemuan, gudang serta dapur. Bunker-- bunker ini dibentuk dengan jarak bersebelahan, dekat 30 m.

Konon, buat membangun Goa Jepang ini, militer Jepang menggunakan warga Indonesia secara paksa ataupun kita tahu dengan Romusha.

Keadaan kedua Goa ini nampak sangat berbeda. Bila Goa Belanda nampak telah kuat dengan bilik yang disemen, Goa Jepang malah kebalikannya. Goa Jepang terlihat dibiarkan semacam aslinya serta tidak hadapi renovasi, sebaliknya Goa Belanda telah dicoba sebagian kali renovasi.

Kita pula bisa memandang bila Goa Jepang belum berakhir pembangunannya, sebab terdapat sebagian bunker yang nampak buntu. Serta pada Goa Belanda, hendak menciptakan instalasi listrik yang telah terdapat semenjak era dulu, tepatnya terdapat di atap goa. Sebaliknya pada Goa Jepang, tidak ditemui instalasi listrik sama sekali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun