Mohon tunggu...
Erika Susanti
Erika Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Medan

Seorang Mahasiswa dari jurusan Ilmu Keolahragaan yang menyukai sastra, karena menurutnya sastra adalah seni kehidupan. Memiliki hobi berolahraga dan membaca novel. Segala jenis olahraga yang berhubungan dengan bola besar dan bola kecil serta novel dengan genre self improvement adalah favoritnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Museum Konferensi Asia-Afrika Menjadi Saksi Bisu Kejadian yang Paling Bersejarah

19 September 2022   23:25 Diperbarui: 19 September 2022   23:27 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KAA yang dibuka langsung oleh Soekarno (Dokpri)

Museum Konferensi Asia-Afrika yang berada di kota Bandung menjadi saksi bisu dengan kejadian yang paling bersejarah. Untuk pertama kalinya dimana orang berkulit putih dan berkulit hitam duduk bersama dalam satu ruangan. Mencari kesepakatan agar terjalinnya kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialisme lalinnya.

Konferensi Asia-Afrika pertama kali diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia, yang dibuka langsung oleh Soekarno. Ada lima sosok yang menjadi penggagas KAA, yaitu Ali Sastroadmijojo (Perwakilan dari Indonesia sekaligus yang menjadi ketua KAA), Sir John Kotewala (Perwakilan dari Sri Lanka), Muhammad Ali (Perwakilan dari Pakistan), Jawaharlal Nehru (Perwakilan dari India), dan U Nu (Perwakilan dari Burma atau dikenal sebagai Myanmar).

Terdapat 30 negara yang diundang oleh Indonesia untuk hadir dalam KAA perdana namun ada satu negara yang pada saat itu masih dalam kolonialisme yang akhirnya diwakili oleh tokoh yang dikemudian hari menjadi presiden pertamanya yaitu Siprus.

Negara-negara yang hadir di KAA:

1. Indonesia

2. Afghanistan

3. Pakistan

4. Myanmar

5. Filipina

6. Kamboja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun