aku berpetualang mengendarai malam
dimana kurekat binar matamu di genggaman tangan
ku mengintai semua tentang kamu
hanya bicara tentang aku kamu
ruhku nelangsa bertelanjangkan kekosongan
penat dalam kesetiaan yang selalu terpasang
mengutuk apa yang menjadi penantian
melarikan diri atas kalah rasa sendiri
aku mengendarai malam kali ini, hanya maksud memberitahumu tentang luka hati
dimana kesabaran ku taruhkan atas rasa ini
dimana hari-hari ku buang percuma
kini sampai aku pada puncak malam dimana aku kehilangan
ruhku nelangsa bertelanjangkan kekosongan
aku tak dapat apa-apa dalam petualangan ini
tidak juga dapat bicara tentang aku dan kamu
tidak juga dapat merekat erat binar matamu
tidak juga dapat kepastian akan apa yang aku tunggu
aku berpetualang mengendarai malam
berangankan pelabuhan rasa bagai singgasana
namun yang ada ruhku nelangsa bertelanjangkan kekosongan
bekalku habis di tengah jalan
jiwa juga serasa dipenggal
ruhku nelangsa bertelanjangkan kekosongan
aku letih berpetualang mengendarai malam dimana hanya ada kehilangan yang pedih
dimana hanya ada kegetiran bersembunyikan luka
ruhku masih nelangsa bertelanjangkan kekosongan
aku tak hentinya mengendarai malam
tak juga letih meski malam makin larut dan menjauh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H