Di tengah tantangan pengelolaan sampah yang kian mendesak, khususnya di pulau-pulau kecil seperti Pulau Gili Iyang, upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengelolaan limbah sangat penting. Kami baru-baru ini melaksanakan kegiatan di Desa Bancamara dan Desa Banraas untuk menangani masalah limbah plastik dan organik yang menjadi perhatian utama di daerah tersebut.Â
Plastik, sebagai bahan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berperan penting namun juga menyumbang masalah dan sangat berdampak kepada lingkungan. Hal ini tercermin dari kegiatan masyarakat yang membuang sampah dibibir pantai masih kian merebak. Alasan ini salah satunya yakni karena adanya tempat sampah yang masih jarang ditemukan di wilayah Desa Banraas dan Desa Bancamara. Di samping plastik, limbah yang dihasilkan oleh masyarakat juga banyak didominasi dari limbah organik seperti limbah tambak dari aktivitas nelayan juga menjadi masalah. Untuk mengatasi hal ini, kami berinisiatif untuk melakukan sosialisasi dan praktik mengenai pengelolaan sampah yang lebih baik.
Sampah 3R), dan composting. Materi tentang composting yang kami ajarkan diperoleh dari DLH TPA Supit Urang Kota Malang, yang menyediakan teknik dan cara pengomposan. Kami menggunakan metode composting skala kecil dengan galon atau drum secara anaerob.Â
Dalam kegiatan ini, kami menyelenggarakan sosialisasi dan praktik terkait pengelolaan sampah, termasuk Ecobrick, TPS3R (Tempat PengolahanSetelah proses pengomposan, hasil kompos yang dihasilkan akan dikeluarkan dan dikeringkan untuk menghindari dampak panas yang dapat memengaruhi tumbuhan. Proses pengomposan ini tidak hanya dapat menghasilkan kompos yang berkualitas, tetapi juga dapat dijual sebagai produk yang bernilai. Untuk mempercepat proses, dekomposer seperti EM4 atau silase dapat digunakan. Selain composting, kami juga memperkenalkan metode Ecobrick. Proses pembuatan Ecobrick melibatkan pencucian sampah, pengeringan, pencacahan, dan pemadatan sampah plastik dalam botol aqua. Ecobrick yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai karya dan aplikasi bermanfaat. Respons masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif, ditunjukkan oleh partisipasi aktif warga dalam proses pelatihan. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan, tercermin dari perbedaan nilai pretest dan posttest peserta.Â
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui kerjasama antara masyarakat dan pihak-pihak terkait, kami berharap bahwa Desa Bancamara dan Desa Banraas dapat menjadi contoh sukses dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H