Mohon tunggu...
ERIKA PUTRI
ERIKA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Saya memiliki kegemaran dalam hal membaca serta menulis hingga mempublikasikan suatu artikel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Solusi Berkelanjutan untuk Pencemaran Sampah di Pulau Gili Iyang

27 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 27 Juli 2024   07:12 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi 1. Sosialisasi Terkait Kegiatan Ecobrick  (sumber Gambar : Dokumen Pribadi )

Kegiatan yang dilakukan oleh Anggota Muda Eks Diklatsar 47 di Gili Iyang mendapatkan respon positif dari perangkat desa setempat. Dukungan dari perangkat desa sangat berarti bagi kami. "Besar harapan saya kegiatan ini dapat terus berkelanjutan tidak hanya sampai di sini saja," ucap salah seorang perangkat desa. 

Salah satu tantangan besar yang kami hadapi adalah pengelolaan sampah di Gili Iyang. Saat ini, masyarakat setempat mengelola sampah dengan cara membakarnya. Metode pembakaran sampah ini memiliki dampak serius terhadap kesehatan. Banyak sampah yang dihasilkan oleh masyarakat berupa limbah plastik. Pembakaran limbah plastik dapat memproduksi asap berbahaya yang mengandung zat karsinogenik, dan berisiko menyebabkan penyakit pernapasan, kanker paru-paru, bahkan kematian. 

Dalam mengatasi masalah ini diperlukan adanya pendekatan yang lebih ramah lingkungan. Diantaranya seperti metode pengelolaan sampah yang lebih efektif dan aman, yakni pembuatan ecobrick dan komposting. Ecobrick adalah cara inovatif untuk mendaur ulang plastik menjadi bahan bangunan, sementara komposting mengubah limbah organik menjadi pupuk. Kedua metode ini diharapkan dapat meminimalisir dampak kesehatan dari pembakaran sampah dan meningkatkan kualitas lingkungan. 

Setelah melakukan peninjauan di lapangan, kami menemukan bahwa pencemaran sampah paling parah terjadi di wilayah dekat pantai. "Wilayah pantai itu tercemar, sedangkan untuk wilayah yang jauh dari pantai, tidak ditemukan adanya wilayah yang banyak sampah," ujar Reta, salah satu anggota tim pengembaraan kami. Temuan ini menunjukkan perlunya penanganan khusus di area pesisir, di mana aktivitas masyarakat lebih intensif sehingga pencemaran dapat terjadi Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. 

Kerjasama antara tim pengembaraan, perangkat desa, dan masyarakat setempat sangat penting untuk mengatasi masalah pencemaran ini. Kami percaya bahwa dengan peran aktif semua pihak, termasuk dukungan dari perangkat desa dan partisipasi masyarakat, dapat berjalan dengan sukses. Dengan upaya bersama, kami berharap bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang. 

Dokumentasi 2. Penutupan di Balai Desa (sumber Gambar : Dokumen Pribadi )
Dokumentasi 2. Penutupan di Balai Desa (sumber Gambar : Dokumen Pribadi )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun