Seluruh negara saat ini sedang gencar dalam melaksanakan dan juga merealisasikan berbagai point dari program SDGs, dimana tujuan dari program – program tersebut adalah memenuhi 17 tujuan dengan 169 capaian yang ditetapkan sebagai agenda yang harus dicapai demi menyelamatkan kehidupan manusia dan juga bumi kedepannya.
Tidak dapat di pungkiri bahwasannya seluruh program yang ditetapkan merupakan permasalahan yang seringkali kita temui dikehidupan sehari – hari. Sehingga, pemerintah terus mendorong seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi dalam menyukseskan dan merealisasikan seluruh program yang dimuat dalam SDGS.
Mahasiswa sebagai garda terdepan untuk membangun masa depan agar menjadi lebih baik lagi, dipercaya menjadi tangan kanan yang baik untuk merealisasikan program yang ada dalam SDGs.
Begitupula dengan mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Pendidikan Indonesia, dimana pada bulan Juli hingga Agustus yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata, sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat Indonesia.
Tema besar yang diusung dalam program KKN Tematik UPI di tahun ini adalah “Partisipasi Mahasiswa dalam Menguatkan dan Meningkatkann Program SDGs Desa dan Rekognisi MBKM-Puspresnas Kemendibudristek”. Dengan tema program KKN tersebut, mahasiswa dapat turut merealisasikan berbagai program dalam SDGs dan juga memenuhi tanggung jwabnya untuk mengabdi pada negri.
Program mengenai SDGs desa tidak hanya mencakup satu atau dua poin, melainkan berbagai poin yang memuat seluruh masalah dalam masyarakat. Salah satu permasalahan yang umum kita ketahui adalah kelebihan populasi yang terus bertambah disetiap tahunnya, dan permasalahan tersebut memberikan efek domino yang menghasilkan permasalahan lainnya.
Oleh karena itu, sejalan dengan permasalah kelebihan populasi dan juga dalam rangka merealisasikan program SDGs, pemerintah mendorong program Keluarga Berencana (KB) untuk terus digiatkan dan diharapkan seluruh masyarakat dapat mengikuti program tersebut.
Namun, seringkali dijumpai bahwasannya masyarakat tidak mengetahui dengan baik apa itu program Keluarga Berencana yang selama ini digembor – gemborkan.
Maka, disini lah mahasiswa dapat memenuhi kekosongan tersebut dengan mengadakan penyuluhan serta sosialisasi mengenai program Keluarga Berencana.