Pada awal Maret lalu tepatnya 2 Maret 2020 terjadi kasus covid-19 pertama di Indonesia. Hingga per tanggal 30 Mei 2020 telah terdata 25.773 kasus positif, 7.015 pasien sembuh dan sebanyak 1.573 meninggal dunia (https://covid19.go.id/).
Akibat dari pandemi covid-19 tersebut pemerintah akhirnya menerapkan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, dimana masyarakat Indonesia yang tidak begitu berkepentingan bepergian agar tetap dirumah saja, sekolah diliburkan, pusat keramaian di ibukota maupun di kota kecil terpaksa harus ditutup sementara, jalanan ditutup sebagian, pengurangan kegiatan transportasi umum, begitu pula dengan pekerja yang diharuskan bekerja dari rumah atau work from home.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian pekerja yang memang diharuskan bekerja langsung atau tidak dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Salah satunya pada sektor pertanian yang menyebabkan munculnya permasalahan yaitu dalam sisi logistik, baik itu logistik untuk output maupun input pertanian.
PSBB yang ada mengharuskan setiap orang untuk berjaga jarak dan tetap dirumah tersebut menghambat kegiatan para pekerja dalam mengantarkan output pertanian, sehingga terjadi ketidaktepatan jadwal pengiriman.Â
Dampak ketidaktepatan jadwal pengiriman tersebut menjalar ke kegiatan selanjutnya, dimana terjadi kekosongan ketersediaan produk akibat konsumen melakukan pembelian dengan kuantitas diatas standar pembelian atau berlebihan yang katanya diperlukan sebagai cadangan bahan pangan untuk dirumah selama berlangsungnya PSBB atau bisa disebut juga dengan istilah pembelian panik.Â
Namun di sisi lain, terdapat konsumen yang tidak mendapatkan bahan pangan tersebut akibat kehabisan stok dan ditambah lagi tidak adanya persediaan. Dari hal tersebut dapat diperjelas bahwa permintaan akan produk yang tinggi, tidak didukung oleh ketersediaan produk yang ada.
Keberlangsungan kegiatan rantai pasok produk pertanian sangatlah penting, dengan keadaan yang saling berlawanan ini antara logistik dengan penerapan PSBB maka harus diminimalisir risiko terjadinya dari dampak tersebut. Hingga saat ini kasus covid-19 belum juga mereda dan belum dapat dinilai aman. Dalam setiap masalah pasti ada solusinya. Solusi yang bisa diterapkan dapat tercipta dari pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri.
Pemerintah diharapkan lebih mengontrol dan mengupayakan kebijakan baru agar terciptanya rantai pasok yang berjalan lancar seperti semula. Diharapkan bisa memprioritaskan keberlangsungan rantai pasok jika pengiriman dari desa ke kota atau sebaliknya misalnya pengiriman antar kota yang menggunakan truk-truk atau mobilitas lain dengan diberinya kesempatan untuk melintas di jalan tol (yang memang sebagian besar saat ini sudah ditutup) dengan tetap memberikan aturan yang ditetapkan yaitu pekerja harus menggunakan masker saat di perjalanan, tetap menjaga jarak, dan berpergian hanya untuk mengantarkan produk pertanian.
Dapat juga dengan melakukan upaya menggunakan supplier lain dan yang memang satu daerah, sehingga kegiatan antar pelaku rantai pasok yang ada tidak berjauhan jaraknya. Serta dapat dilakukannya pemotongan rantai pasok yang terlalu panjang. Pemerintah dapat berupaya memberikan arahan kepada para pelaku rantai pasok mengenai hal tersebut.
Di sisi lain, solusi juga dapat tercipta dari masyarakat sendiri, yaitu dengan adanya kesadaran dalam diri agar tidak terlalu panik dalam menghadapi pandemi covid-19 yang menyebabkan terjadinya pembelian panik, kita harus memikirkan juga saudara kita yang juga membutuhkan produk yang sama. Karena perlu disadari dalam pandemi ini, jika kita membeli produk dalam jumlah diatas standar kuantitas pembelian maka lambat laun akan terjadi kekosongan ketersediaan produk, jadwal pengiriman pun akan terlambat. Beli seperlunya, pikirkan saudara kita yang lain, jangan egois.
Pandemi covid-19 ini pasti akan berakhir jika kita saling mendukung dan turut terlibat dalam menaati aturan pemerintah. Pemerintah membutuhkan dukungan masyarakat, masyarakat pun membutuhkan kerja nyata dari pemerintah. Tanamlah kesadaran dari diri sendiri, jangan kemana-mana jika tidak begitu perlu, dirumah saja, jangan menjadi pribadi yang sulit diatur, manfaatkan waktu yang ada, tetaplah sabar, tetaplah tenang, selalu berdoa demi kesembuhan Tanah Air kita Indonesia. Percaya kepada Sang Pencipta, semua pasti ada jalan keluarnya.