Mohon tunggu...
Erika Fajar Novianti
Erika Fajar Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Pemula dalam menulis, namun sering kali beropini~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial dalam Meningkatkan Kesadaran Nasionalisme di Era Digital

10 November 2022   07:30 Diperbarui: 10 November 2022   07:39 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital saat ini banyak sekali informasi yang berlalu lalang di berbagai platform media sosial. Media sosial  merupakan sebuah media online yang sering digunakan oleh berbagai generasi dengan tujuan untuk memudahkan partisipasi, berbagi, serta menciptakan karya pada berbagai platform seperti blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual lainnya. Berkembangnya platform media sosial dibarengi dengan arus modernisasi yang hadir di masyarakat. Modernisasi adalah  suatu proses pergeseran atau perubahan ke arah yang lebih tinggi dalam semua aspek kehidupan masyarakat (Suryana & Dewi, 2021). Singkatnya, modernisasi merupakan transformasi total kehidupan dari tradisional menjadi lebih modern. Modernisasi telah banyak mengubah masyarakat di Indonesia terutama pada generasi muda di era digital saat ini. Apalagi saat ini modernisasi sudah mulai memperhatikan nilai dan norma sosial.

Adanya modernisasi ini juga diakibatkan hadirnya globalisasi,  hal ini memiliki pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa dan negara termasuk Indonesia saat ini. Hadirnya globalisasi menjadikan tantangan bagi nasionalisme, dimana arus globalisasi mampu melunturkan rasa nasionalisme di dalam masyarakat. Maka muncul pertanyaan, apakah media sosial memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesadaran nasionalisme di era digital ?

Nasionalisme merupakan rasa kecintaan alamiah terhadap tanah air  yang dapat meningkatkan  kesadaran masyarakat dan mendorong mereka untuk menegakkan kedaulatan, serta bersedia mengorbankan untuk kepentingan bangsa dan negara (Asyari & Dewi, 2021). Nasionalisme berakar dari sistem budaya suatu kelompok masyarakat yang saling tidak mengenal satu sama lain. Di Indonesia, nasionalisme terbentuk pada saat penjajahan demi satu tujuan yakni kemerdekaan. Menurut Barni di era digital saat ini, kesadaran nasionalisme dapat diperkuat dengan pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini, karena melalui pondasi moral yang kuat di dalam diri mampu  membedakan mana hal baik dan hal buruk (Ariani, 2019). Penanaman pendidikan karakter mencakup moral, budi pekerti, nasionalisme, patriotisme dan wawasan kebangsaan. Keluarga menjadi aktor dalam pembangunan karakter sejak usia dini, serta lingkungan masyarakat yang mendukungnya.

Dalam perkembangan teknologi, peran pancasila sebagai dasar negara harus disertai dengan peran aktif para generasi muda berdasarkan nilai-nilai pancasila. Dengan menerapkan nilai-nilai pancasila dapat menumbuhkan rasa nasionalisme pada tiap individu dalam menhadapi tantangan perkembangan teknologi. Penanaman nilai pancasila dalam kehidupan juga sangat penting, sejatinya nilai-nilai moral tidak dapat dipelajari namun harus dibentuk dan ditanamkan melalui pembiasaan dan keteladanan.

Berikut terdapat tiga proses generasi muda dalam mengembangkan karakter nasionalisme (Lestari et al., 2019), antara lain :

  • Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan membangun karakter positif bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral serta mengimplementasikannya pada kehidupan nyata. Contohnya membangun toleransi terhadap semua perbedaan.
  • Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun kesadaran kolektif dengan kohesivitas tinggi, contohnya menyerukan penyelesaian konflik.
  • Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai Pancasila. Contohnya mengikuti perlombaan atau kompetisi berbagai bidang

Selain penanaman pendidikan karakter dan nilai pancasila sejak dini, meningkatkan kesadaran nasionalisme di era digital dapat dilakukan dengan menumbuhkan literasi media yang baik. Definisi literasi media menurut Sonia Livingstone adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan membuat pesan dalam berbagai konteks (Sari, 2019). Kemampuan tersebut sebagai filter informasi dari berbagai platform dalam memilih yang lebih baik dan bermanfaat. Media sosial disebut juga sebagai sumber informasi terbesar, maka dari itu diri sendiri yang akan menentukan arus globalisasi seperti apa. Dengan memiliki kemampuan literasi media yang baik mampu meminimalisir informasi yang buruk. Seperti contohnya lebih memilih melihat konten media sosial terkait dengan isu-isu negara. Hal ini dapat memacu kesadaran nasionalisme dari dalam diri sendiri kepada realitas kehidupan yang dijalani. Kesadaran nasionalisme kerap muncul dalam diri dengan berniat untuk mengubah yang lebih baik.

Menurut pengamatan saya, media sosial saat ini sudah menampilkan kepekaan terhadap isu nasionalisme. Seperti pemilihan isi konten oleh para konten kreator, munculnya konsistensi konten kreator dalam satu topik, serta menampilkan realistas sosial yang sudah berubah. Hal ini yang menurut saya menjadi pengaruh media sosial terhadap peningkatan kesadaran nasionalisme di era digital. Banyak sisi positif dari perkembangan teknologi dan tantangan arus globalisasi untuk terus mempertahankan nasionalisme pada individu maupun kelompok. Tes Wawasan Kebangsaan yang dibuat oleh Narasi, merupakan contoh produk pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kesadaran nasionalisme. Suatu acara kompetisi yang dibuat dengan berbagai pengetahuan mengenai Indonesia, menjadi pengaruh tersendiri terhadap kesadaran yang menontonnya. Selain itu, beberapa konten kreator seperti Bintang Emon di Instagram dan  Rian Fahardhi di Tiktok, menjadikan pengaruh kesadaran individu atau kelompok dalam melihat realitas atau sebuah kritik permasalahan yang belum selesai di negara ini.

Bentuk nasionalisme di era digital tentu berbeda dengan bentuk nasionalisme pada masa penjajahan. Dahulu kita melawan penjajah untuk negera yang merdeka, saat ini kita melawan arus globalisasi untuk mempertahankan keutuhan negara. Bentuk nasionalisme yang saat ini kita bisa lakukan adalah memahami kembali sejarah negara, hindari sikap fanatisme terhadap suatu bentuk arus globalisasi, meningkat minat literasi digital yang baik dan sebagainya. Maka, jadikan media sosial sebagai pengaruh positif terhadap kesadaran nasionalisme. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media sosial mampu menjadi pengaruh positif maupun negatif terhadap sesuatu. Namun jika di lihat dalam peningkatan kesadaran nasionalisme di era digital, media sosial mampu berpengaruh dengan sangat positif melalui munculnya konsistensi para konten kreator dan kemampuan literasi media penonton yang sangat baik. Jika ini terus meningkat, lambat laun generasi di era digital saat ini mampu bersaing di masa depan dengan mempertahankan rasa nasionalisme untuk perubahan yang lebih baik.

Referensi :

Ariani, F. (2019). Orang Tua Sebagai Penanam Nilai Pancasila Untuk Anak Usia Dini Di Era Digital. Journal of Early Childhood Education (JECE), 1(2), 60--68. https://doi.org/10.15408/jece.v1i2.12515

Asyari, D., & Dewi, D. A. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi Generasi Milenial dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme Di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 3(2), 30--41. https://doi.org/10.31004/jpdk.v3i2.1628

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun