Mohon tunggu...
Erika Az Zahra Nurcahyani
Erika Az Zahra Nurcahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis merupakan suatu santapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serba Dikaitkan dan Disalahpahami. Gen Z: "Gue Mulu yang Kena"

25 Juli 2024   11:53 Diperbarui: 25 Juli 2024   12:05 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, generasi Z (Gen Z) telah menjadi subjek perdebatan yang hangat di kalangan masyarakat. Mereka yang lahir antara tahun 1995–2012 ini telah menjadi bagian dari budaya populer dan teknologi yang sangat berpengaruh. Generasi yang lahir di era digital ini kerap menjadi sorotan dan dikaitkan dengan berbagai fenomena sosial budaya di era modern. Generasi Z selalu seolah menjadi kambing hitam dan tak sedikit dianggap sebagai pembawa perubahan yang serba salah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, baru-baru ini menyampaikan pendapatnya tentang generasi Z (Gen Z) di Indonesia dan di luar negeri. Ia mengungkapkan bahwa mayoritas Gen Z di Indonesia masih bergantung pada orang tua, sementara teman seusia mereka di luar negeri sudah mandiri dan memiliki ekonomi sendiri.

Stereotip negatif terhadap Gen Z ini mencuat kembali dengan tajam berkat unggahan seorang HRD di TikTok bernama Angel Wijaya dalam video video tiktok Angel Wijaya tentang Gen Z yang membahas perilaku pelamar kerja dari kalangan Gen Z. Meskipun tidak sebut nama, video ini memperkuat pandangan stereotipikal tentang generasi ini. Hal tersebut memicu berbagai reaksi dari netizen yang sebagian besar juga Gen Z. Angel sering menyebut bahwa Gen Z cenderung malas dan kurang memiliki etos kerja yang kuat. Menurutnya, generasi ini lebih mengandalkan teknologi dan kemudahan yang ditawarkan, sehingga kurang berusaha keras dalam mencapai tujuan mereka. Ia juga sering mengkritik kebiasaan sosial Gen Z yang lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada berinteraksi secara langsung. Menurutnya, hal ini berdampak pada kemampuan sosial mereka yang menjadi kurang berkembang.

Banyak netizen dari kalangan Gen Z merasa pandangan Angel tidak adil dan terlalu generalisasi. Mereka berpendapat bahwa setiap generasi memiliki tantangan dan kelebihan masing-masing. Ada juga netizen yang mencoba bersikap netral dengan memahami kedua sisi argumen. Mereka mengakui adanya beberapa kelemahan di generasi mereka, namun juga menekankan pentingnya adaptasi dan perubahan di era digital ini.

Kenapa sih sebenarnya Gen Z dilabeli sebagai malas, mudah tersinggung, dan terobsesi dengan media sosial? Padahal, di balik stigma tersebut terdapat potensi luar biasa yang dimiliki Generasi Z dan kontribusi mereka yang signifikan bagi masa depan.

Gen Z Melek Teknologi

Generasi Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat digital sehingga mereka akrab dengan teknologi. Hal ini menjadikannya mahir dalam dunia digital dan memanfaatkannya untuk berbagai aspek kehidupan.

Gen Z Sangat Kreatif dan Inovatif 

Kreativitas dan inovasi adalah ciri khas Gen Z. Banyak dari mereka yang menciptakan konten-konten menarik di media sosial, memulai bisnis startup, atau menghasilkan karya seni yang unik.

Kepedulian Gen Z Cukup Tinggi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun