Mohon tunggu...
erika avalokita
erika avalokita Mohon Tunggu... Freelancer - ibu rumah tangga

suka nulis dan silat

Selanjutnya

Tutup

Politik

JK Sering Jadi Peletup Konflik Kabinet

26 April 2014   01:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13984269781479785054

Akan terjadi gesekan ketika dia berduet dengan Jokowi ?

Banyakyang menganggap JK lebih jago memegang kendali pemerintahan dibanding SBY. Menurut mereka, yang sebenarnya bekerja saat era SBY-JK adalah JK. Apakah JK the real president ?

[caption id="attachment_333381" align="alignnone" width="268" caption="Jusuf Kalla/jkinfo.com"][/caption]

Pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Karena banyak masalah menyangkut JK yang tak terungkap ke publik, karena JK amat pandai memegang media nasional dan internasional. Jurubicara JK waktu menjadi wakil presiden adalah pemilik media online yang juga karib JK dari Makassar.

Sejak memulai karir dari pengusaha ke bidang birokrasi, dengan jabatan kepala Bulog dan Memperindag, JK diberhentikan oleh Presiden ke empat Indonesia, Abdurrahman Wahid alias GusDur. Gud Dur memberhentikan dengan tuduhan korupsi dan penyelundupan mobil mewah.

Setelah Megawati naik menjadi Presiden menggantikan Gus Dur, JK menjabat sebagai Menkokesra dan SBY Menkopolhukam. Komposisi itu juga yang membuat pembagian jobdes antar mereka . Yaitu SBY untuk Polkam dan JK berkonsentrasi untuk ekonomi. Lantas keduanya maju sebagai pasangan Capres dan Cawapres di Pemilu 2004 dan menang.

Namun dalam perkembangannya, antara SBY dan JK banyak sekali gesekan. Gesekan pertama adalah banyak nama Menteri dan Pejabat eselon I yang diajukan oleh JK tidak disetujui oleh SBY. JK amat kecewa karena mereka ini adalah karib dan saudara JK. JK memang penganut faham nepotisme.

Gesekan kedua adalah surat Keputusan Wapres tentang Bencana Aceh yang dibuat oleh JK. Saat itu, JK merasa harus bertindak cepat soal Aceh karena bencana ini adalah bencana besar. Namun tindakan ini menyinggung orng-orang dekat SBY karena SBY belum mengeluarkan Kepres sehingga tidak ada acuan hukumnya.

Gesekan ketiga antara JK dan SBY adalah ketidaksenangan JK terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dianggap sering keluar dari platform visi ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani adalah menteri kesayangan SBY.

Selain terlalu pro Barat, Sri Mulyani juga dianggap sebagai penghalang bagi kroni-kroni JK untuk mendapatkan proyek-proyek besar dan bisnis. Ini juga yang membuat JK jengkel terhadap menteri asal Semarang ini.

Saat itu kelompok bisnis yang berasal dari Indonesia Timur khususnya Makassar, sering merajai proyek pemerintah.Kelompok bisnis itu adalah Bukaka, Bosowa dan Bakrie.Bakrie adalah kroni JK dari Golkar. Saat itu JK adalah Ketua Umum Golkar.

Nepotisme JK tak hanya sebatas itu saja, namun juga merembet ke hal-hal lain. Misalnya setiap pejabat eselon I keluar negeri, selalu ada orang Makassar atau kerabat JK yang ikut serta dalam rombongan pejabat itu meski tidak ada kaitan dengan misi perjalanan.

SBY juga sering mempertanyakan loyalitas oleh SBY karena beberapa kali calon direksi BUMN yang diusulkan SBY kalah dengan nama-nama yang diusulkan JK. Namun, saat klan JK dan Aksa Makmud mengajukan Sigit Pramono sebagai calon Dirut Bank Mandiri, gagal. SBY menekan JK agar Mandiri dipegang oleh Agus Martowardoyo.

Gesekan yang paling keras anatara JK dan SBY adalah ketika terjadi krisis pasar uang global. Sri Mulyani akan mengambil solusi sesuai rekomendasi Bank Dunia yang pastinya menghabiskan anggaran negara. Ini berbeda dengan solusi JK yang memperkuat keuangan dalam negeri. JK sampai merasa perlu menggrebak meja SBY.

Sejak itulah kongsi antara JK dan SBY pecah. SBY lebih memilih Boediono dibanding JK pada Pilpres 2009.

Dariberbagai hal ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa dengan jam terbang JK yang amat tinggi dibanding Jokowi, maka JK akan jauh lebih dominan dibanding Jokowi. JK potensial jadi peletup konflik di kabinet.

Hal ini akan menyulitkan keduanya karena pasti ada persinggungan kepentingan antara Jokowi dan PDIP. Dampaknya pasti ada hal-hal yang tak diinginkan yang akan terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun