Mungkin naif membandingkan AS dengan Indonesia karena penetrasi pendidikan dan kultur yang berbeda. Namun fenomena di AS itu mungkin bisa menginspirasi pemerintah Indonesia untuk segera mengedukasi media massa dan masyarakat tentang good journalism.
Pemerintah harus bisa menyakinkan media massa bahwa membangun "pondasi menara kuat", bukan sekadar "menara pasir" adalah hal mendesak dan penting. Meski sulit, media massa harus tetap bekerja dengan berpedoman pada prinsip jurnalistik dengan baik. Karena dengan begitu, masyarakat makin terlatih mendapatkan informasi yang benar; tidak mudah tertipu informasi palsu, tidak mudah terprovokasi dan diadu domba.
Karena itu untuk mewujudkan atmosfer informasi Indonesia yang sehat, marilah saling menghargai media massa, pemerintah dan masyarakat.
Pertama, konten adalah yang terutama. Media massa harus membuat konten sesuai etika jurnalistik dan cepat membereskan masalah-masalah teknis internalnya. Yakinlah pada suatu titik, masyarakat akan mencari media yang memberi informasi yang sehat. Tak akan ada lagi badnews is goodnews. Yang ada adalah goodnews is goodnews, badnews is badnews.
Kedua, pemerintah harus memperkuat dukungan kepada media sebagai pilar keempat demokrasi dengan membantu regulasi --bahkan mungkin proteksi-- agar beban media lebih ringan.
Ketiga, masyarakat harus berlatih memilih informasi serta belajar memahami proses yang dilakukan media massa dan pemerintah. Skeptislah menerima informasi, jangan mau menikmati informasi sampah.
Lanskap komunikasi kita terlalu kacau jika tidak berbenah mulai sekarang. Kita berharap atmosfer informasi Indonesia membaik. Media massa Indonesia, baik nasional maupun lokal mungkin tertatih dalam mewujudkan good journalism, tapi bukan berarti tak mungkin melampauinya.
Salam sehat informasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H