Evaluasi pendidikan adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Abdul Mujib menyatakan bahwa evaluasi terhadap pendidikan Islam adalah kegiatan epistemologis untuk mengetahui kemajuan pendidikan. Evaluasi diposisikan sebagai cara untuk mencapai hasil dalam proses pendidikan dan dianggap sebagai aksioma yang memuat nilai ke dalam komponen dan proses pendidikan. Evaluasi pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu Alquran dan hadis. Ini terdapat pada Alquran surat Al zalzalah ayat 7 sampai 8 yang artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya)."
Ternyata evaluasi pendidikan mempunyai peran penting dalam pendidikan yaitu untuk memberikan masukan terhadap pengambilan kebijakan, lalu untuk perbaikan proses, daya dukung, serta hasil pendidikan.
Selanjutnya evaluasi pendidikan juga memiliki fungsi tersendiri yaitu untuk evaluasi yang berfungsi sebagai selektif, evaluasi yang bersifat diagnostik, evaluasi berfungsi sebagai penempatan dan evaluasi juga berfungsi sebagai keberhasilan.
Bukan hanya peran dan fungsi saja melainkan terdapat beberapa prinsip dasar dalam evaluasi pendidikan yakni adanya keterpaduan, keterlibatan siswa, koherensi, pedagogis dan akuntabilitas.
Di dalam evaluasi pendidikan ada yang disebut dengan Ujian Nasional, Assessment Nasional dan Assessment Kompetensi Minimum (AKM).
Istilah dari Ujian Nasional sendiri yaitu kegiatan pengukuran kompetensi lulusan secara nasional, yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), ini bertujuan menilai pencapaian kompetensi pada mata pelajaran tertentu, ini juga menjadi tolak ukur pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Selanjutnya ada yang dimaksud dengan. Assessment ini adalah penilaian proses, perkembangan dan hasil belajar siswa. Terdapat dua jenis Assessment yaitu tradisional dan alternatif. Assessment tradisional ini tes yang berbentuk pilihan ganda atau benar salah. Sedangkan assessment alternatif adalah tes yang berisi soal uraian, penilaian praktek, proyek, kuesioner, observasi, diskusi, wawancara, dan lain-lain.
Assessment Kompetensi Minimum (AKM) ini bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain mengukur pengawasan materi pengetahuan, ATM juga dirancang untuk mengevaluasi kualitas pendidikan secara menyeluruh dan melakukan perbaikan mutu pendidikan yang perlu ditingkatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H