Budaya Korea telah berkembang pesat secara global dalam dua dekade terakhir. Keberadaannya cenderung diterima publik dari berbagai kalangan sehingga menghasilkan suatu fenomena “Korean Wave” atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini terjadi di berbagai penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Dampak dari fenomena ini sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi milenial. Perkembangan teknologi informasi yang masif akibat adanya globalisasi menjadi faktor utama penyebab besarnya antusiasme publik terhadap Korean Wave di Indonesia.
Korean Wave sendiri diawali dan sangat identik dengan dunia hiburan seperti musik, drama, dan variety shows yang dikemas secara apik menyajikan budaya-budaya Korea. Seiring berjalannya waktu, budaya Korea banyak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari fashion, make up, korean skincare, makanan, gaya bicara, hingga bahasa.
Produk Korean Wave yang paling diminati yaitu K-Pop. K-pop, kepanjangan Korean Pop, merupakan jenis musik bergenre pop yang berasal dari Negeri Ginseng, Korea Selatan. Banyak grup dan solois K-pop yang sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara.
Kegandrungan akan K-pop merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Demam Korea (Korean Wave) di berbagai negara termasuk salah satunya Indonesia. Indonesia yang saat ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia merupakan rumah bagi jutaan K-popers atau pecinta K-pop. Bahkan Indonesia termasuk penggemar k-pop terbanyak ketiga di seluruh dunia.
Dampak positif dan negatif dari K-pop
Dampak Positif
Rajin menabung. K-popers rela menyisihkan uang saku mereka demi membeli merchandise/goods official dari idolanya. Biasanya mereka tidak mau menyusahkan orang tuanya dan memilih tidak jajan. Ini mengajarkan kita bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan itu perlu usaha/pengorbanan.
Mempunyai banyak teman. Menjadi seorang K-popers membuat kita memiliki banyak teman (khususnya di dunia maya) tidak hanya dari luar kota tetapi dari luar negeri sekalipun. Ini merupakan salah satu sisi positif di mana dapat memperluas ruang lingkup pertemanan kita.
Terhindar dari kenakalan remaja seperti budaya pacaran yang tidak benar, tawuran, narkoba, dan lain-lain. K-popers biasanya menyalurkan kegemarannya melalui fangirlingan, membuat tulisan berupa fanfiction, membuat fanmade video, bahkan tidak jarang pula untuk menunjukkan kemampuan dan bakat mereka melalui cover lagu atau dance dari idola mereka.
Menjadi K-popers membuat kita belajar bahasa asing, seperti bahasa Korea dan Inggris.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!