Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Tepi Sungai

30 Januari 2025   18:53 Diperbarui: 30 Januari 2025   18:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : @ririeaiko_djaf 

Sebuah puisi esai mini bagi mereka yang terpaksa tinggal di pinggiran, tempat rawan bencana yang seharusnya tidak dihuni

Di Tepian Sungai yang coklat dan pekat.
Berdiri sebuah rumah kayu rapuh dan rengkat.
Dindingnya lapuk penuh lembab berjamur. Ruangannya sempit tak layak dihuni.

Anehnya, manusia tinggal disana.
Bukan satu dua orang, tapi sebuah keluarga.
Entah bagaimana Mereka bisa hidup?
Saling berhimpit di ruang sempit.
Bukan satu dua hari, tapi sudah puluhan tahun dijalani.

Ironis, di Tanah Bumi yang luas.
Banyak manusia membangun rumah hingga istana. Berlomba saling bermewah.
Membangun satu dua, bahkan puluhan hunian.
Namun tak ditinggali, hanya untuk berpamer diri.
Citra validasi, di mata Dunia yang arogansi.

Ketika Banjir memasuki rumah tepi sungai. Merobohkan sisa puing tanpa iba.
Sebuah berita mulai muncul dilayar kaca.
Dengan kata meracau, para pejabat sibuk berdebat,
Tentang angka, statistik, dan solusi sementara.
"Inilah kesalahan membangun rumah di titik rawan bencana!"

Namun tak ada yang bertanya,
Kenapa mereka bertahan di sana?
Apakah sengaja mereka memilih hidup di tepi bencana?
Atau dunia terlalu sempit untuk mereka yang Tak punya?

Penulis: Ririe Aiko

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun