Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menulis Sebagai Sarana Untuk Menjaga Kesehatan Mental

27 Januari 2025   12:16 Diperbarui: 27 Januari 2025   12:16 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bingimage.com AI

Di tengah isu kesehatan mental yang semakin menjadi perhatian utama. Banyak orang berusaha mencari cara untuk meredakan stres, mengatasi kecemasan, dan menjaga keseimbangan emosional. Dari meditasi hingga terapi, berbagai pendekatan dicoba untuk mencapai ketenangan batin. Namun, ada satu metode yang sering kali diremehkan padahal manfaatnya luar biasa yaitu menulis.

Menulis bukan sekadar aktivitas kreatif atau tugas akademik; ia adalah bentuk ekspresi diri yang dapat memberikan dampak besar pada kesehatan mental. Aktivitas ini memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, menggali emosi yang tersembunyi, dan memproses pengalaman yang sulit. Dengan menulis, seseorang menciptakan ruang pribadi yang aman untuk menyuarakan pikiran tanpa takut dihakimi.

Salah satu manfaat terbesar dari menulis adalah kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan. Ketika seseorang menuangkan isi pikirannya ke dalam tulisan, ia secara tidak langsung membebaskan dirinya dari beban yang selama ini terpendam. Emosi negatif seperti marah, sedih, atau frustrasi dapat disalurkan melalui kata-kata, memberikan rasa lega yang tidak dapat ditemukan melalui cara lain. Penelitian yang dilakukan oleh James W. Pennebaker, seorang psikolog terkemuka, menunjukkan bahwa menulis ekspresif dapat membantu individu mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Dalam studinya, Pennebaker menemukan bahwa menulis selama beberapa menit setiap hari mampu menurunkan tingkat stres secara signifikan dan meningkatkan suasana hati.

Lebih dari itu, menulis juga berfungsi sebagai alat refleksi diri yang efektif. Dalam kehidupan yang sibuk, kita sering kali tidak memiliki waktu untuk benar-benar memahami apa yang sedang kita rasakan atau alami. Menulis memberikan kesempatan untuk berhenti sejenak, melihat ke dalam diri, dan menemukan makna di balik peristiwa yang terjadi. Dengan menuliskan pengalaman kita, kita dapat menemukan pola, memahami penyebab masalah, dan bahkan menemukan solusi yang sebelumnya tidak terlihat.

Selain manfaat emosional, menulis juga dapat memperkuat fungsi kognitif. Ketika kita menulis, otak bekerja lebih keras untuk menyusun pikiran menjadi kata-kata yang terstruktur. Aktivitas ini tidak hanya melatih kemampuan berpikir kritis tetapi juga meningkatkan daya ingat dan fokus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menulis secara teratur dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan memperbaiki kualitas tidur, yang keduanya berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik.

Namun, manfaat menulis tidak hanya terbatas pada individu yang memiliki bakat sastra atau kemampuan menulis yang mumpuni. Menulis untuk kesehatan mental tidak memerlukan gaya bahasa yang indah atau struktur yang sempurna. Tidak ada aturan yang mengikat; yang terpenting adalah kejujuran dalam menyampaikan apa yang dirasakan. Beberapa orang menemukan kenyamanan dalam menulis jurnal harian, sementara yang lain lebih suka menulis cerita pendek, puisi, atau bahkan sekadar membuat daftar hal-hal yang mereka syukuri.

Menulis juga dapat menjadi bentuk terapi yang efektif bagi mereka yang sedang menghadapi trauma atau kehilangan. Ketika berbicara langsung tentang pengalaman menyakitkan terasa sulit, menulis memberikan alternatif untuk mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa tekanan dari pihak luar. Proses ini tidak hanya membantu melepaskan emosi yang terpendam tetapi juga memfasilitasi penyembuhan emosional.

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, menulis juga dapat menjadi cara untuk melawan alienasi dan keterasingan. Dengan menulis, kita menciptakan ruang untuk diri sendiri, menjauh dari distraksi teknologi, dan kembali terhubung dengan apa yang benar-benar penting. Menulis bukan hanya aktivitas individu; ia adalah bentuk self-care yang mendalam, memungkinkan kita untuk mendengar suara hati yang sering kali terabaikan.

Pada akhirnya, menulis adalah alat yang sederhana namun sangat efektif untuk menjaga kesehatan mental. Ia tidak memerlukan biaya besar atau persiapan khusus. Yang dibutuhkan hanyalah kertas, pena, atau bahkan aplikasi catatan di ponsel. Dengan meluangkan sedikit waktu setiap hari untuk menulis, kita bisa membuka pintu menuju kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan penuh makna.

Jadi, mengapa tidak mencoba? Mulailah dengan satu kalimat, satu paragraf, atau bahkan hanya satu kata. Karena dalam setiap kata yang ditulis, ada potensi untuk menemukan kedamaian yang selama ini kita cari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun