Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Selektif dalam Sharenting

26 Januari 2025   08:53 Diperbarui: 26 Januari 2025   08:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi 

Hampir semua orang tua ingin mengabadikan momen bersama anak-anak mereka. Dari tawa riang di taman hingga hari pertama sekolah, setiap momen kecil terasa istimewa dan sayang jika dilewatkan begitu saja. Media sosial memberikan ruang untuk berbagi kebahagiaan ini, tak hanya dengan keluarga dan teman dekat, tetapi juga dengan dunia luar. Namun, di balik kemudahan itu, ada risiko yang sering tidak disadari.

Praktik membagikan foto atau video anak di media sosial yang dikenal dengan istilah sharenting dapat membawa dampak negatif bagi privasi, keamanan, dan masa depan anak. Karena itu, orang tua perlu lebih selektif sebelum memutuskan untuk mengunggah momen tersebut.

Mengapa Sharenting Perlu Dipertimbangkan dengan Hati-Hati?

1. Privasi Anak Terancam

Anak-anak belum bisa memberikan persetujuan atas informasi atau foto mereka yang diunggah di media sosial. Orang tua yang tidak berhati-hati sebenarnya sedang mengambil hak anak untuk memiliki kendali atas kehidupan digital mereka sendiri.

2. Potensi Risiko Keamanan

Informasi yang terlihat sederhana, seperti lokasi foto atau nama lengkap anak, bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber. Bahkan foto yang polos sekalipun bisa menjadi sasaran pihak-pihak yang berniat buruk.

3. Jejak Digital Anak di Masa Depan

Apa yang lucu bagi orang tua hari ini bisa menjadi sesuatu yang memalukan bagi anak ketika mereka dewasa. Jejak digital bersifat permanen, dan anak mungkin harus menghadapi konsekuensinya di masa depan.

1. Kurangi Informasi Sensitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun