Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setidaknya Kita Masih Diberikan Waktu Untuk Berbuat Kebaikan

20 Januari 2025   10:12 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:12 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : kumparan.com

Pernahkah kamu merasa hidup ini tidak adil? Hari-hari terasa seperti perjuangan tiada henti, dan apa yang kamu impikan tampak begitu jauh dari genggaman. Dalam perjalanan yang penuh liku ini, keluhan sering kali menjadi teman setia. Namun, di balik semua itu, ada hal sederhana yang sering kita abaikan, kesempatan untuk berbuat baik.

Kita hidup di dunia yang terus bergerak. Tuntutan sosial, tekanan pekerjaan, dan standar keberhasilan yang tinggi kerap membuat kita merasa terbebani. Dalam kesibukan ini, fokus kita sering teralihkan hanya pada apa yang belum tercapai. Kita begitu terpaku pada kekurangan, sehingga lupa menghargai apa yang telah ada.

Bayangkan ini: hari ini kamu bangun dalam keadaan sehat. Kamu bisa melihat matahari terbit, mendengar suara burung berkicau, atau bahkan merasakan nikmatnya secangkir kopi hangat. Hal-hal kecil seperti ini, yang terkadang tampak sepele, sebenarnya adalah anugerah besar. Namun, berapa kali kita berhenti sejenak untuk menyadarinya?

Tidak jarang kita mengeluhkan keadaan. "Mengapa hidupku begini?" atau "Kenapa aku tidak seberuntung dia?" adalah pertanyaan yang mungkin pernah terlintas di benak kita. Keluhan-keluhan ini sebenarnya manusiawi. Namun, terlalu banyak mengeluh justru bisa mengaburkan pandangan kita terhadap hal-hal baik di sekitar.

"Ketika kita mulai mengubah sudut pandang, kita akan menemukan bahwa hidupnya tidak seburuk yang ia kira."

Dalam perjalanan hidup ini, kita sering kali berpikir bahwa berbuat baik memerlukan upaya besar atau sumber daya yang melimpah. Namun kenyataannya, kebaikan bisa dimulai dari hal kecil. Memberikan senyum pada orang asing, mendengarkan cerita teman tanpa menghakimi, atau membantu tetangga membawa barang belanjaannya adalah bentuk-bentuk kebaikan sederhana. Meski tampak kecil, tindakan ini bisa membawa dampak besar pada orang lain.

Pernahkah kamu memberikan makanan kepada seseorang yang membutuhkan? Lihatlah senyum yang muncul di wajah mereka. Kecil bagi kita, tetapi besar artinya bagi mereka. Di momen seperti inilah, kita menyadari bahwa berbuat baik tidak memerlukan banyak syarat, hanya niat tulus untuk peduli.

Ada kalanya kita lupa bahwa kesempatan untuk berbuat baik bukanlah sesuatu yang selalu tersedia. Hari ini, kamu mungkin masih memiliki energi, waktu, dan kemampuan untuk membantu orang lain. Namun, siapa yang bisa menjamin bahwa kesempatan ini akan selalu ada esok hari?

Kesehatan, misalnya, adalah anugerah yang tidak boleh dianggap remeh. Banyak orang yang terbaring sakit dan hanya bisa berharap untuk memiliki kekuatan yang kini kita miliki. Begitu juga dengan waktu. Di tengah kesibukan, kita masih bisa meluangkan beberapa menit untuk menghibur teman yang sedang bersedih atau mengucapkan terima kasih kepada orang-orang terdekat kita.

Kebahagiaan sering kali ditemukan bukan pada apa yang kita miliki, tetapi pada apa yang kita lakukan untuk orang lain. Ketika kita mengalihkan fokus dari kekurangan diri sendiri menuju upaya membantu orang lain, ada rasa puas dan bahagia yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering membantu sesama cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Mengapa demikian? Karena dengan memberi, kita merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kita menyadari bahwa hidup ini tidak hanya tentang diri kita sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberi makna bagi kehidupan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun