Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perlunya Pengawasan Ketat dan Kepatuhan Terhadap Standar Makan Bergizi Gratis

19 Januari 2025   15:42 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Ilustrasi makan bergizi gratis. (Foto: KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) 

Baru-baru ini, masyarakat dikejutkan oleh insiden keracunan makanan yang menimpa 40 siswa sekolah dasar di Sukoharjo, Jawa Tengah, setelah mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG). 

Insiden ini menjadi sorotan karena program MBG sejatinya dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, bukan menjadi ancaman bagi kesehatan mereka. 

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa penyebab keracunan adalah kesalahan teknis dalam pengolahan menu ayam marinasi. 

Meski para siswa telah pulih dan menu bermasalah diganti, peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran akan pentingnya pengawasan dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dalam program semacam ini.

Mengapa Insiden Ini Bisa Terjadi?

Program MBG bertujuan mulia, yaitu memberikan akses makanan bergizi kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Namun, insiden di Sukoharjo menunjukkan bahwa program ini rentan terhadap kegagalan jika aspek teknis pengolahan makanan diabaikan. 

Dadan Hindayana menyebut kesalahan teknis sebagai penyebab utama, yang bisa berarti kurangnya pelatihan tenaga pengolah makanan, penyimpanan bahan pangan yang tidak memadai, atau proses memasak yang tidak sesuai standar.

Ayam marinasi yang menjadi penyebab keracunan ditarik dari peredaran dan diganti dengan telur rebus. Meskipun solusi ini dapat mencegah kasus serupa dalam jangka pendek, akar permasalahan seperti kurangnya pengawasan dan prosedur ketat dalam proses penyediaan makanan masih perlu diatasi secara sistemik.

Keamanan pangan merupakan elemen kunci dalam program makan bergizi gratis. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), makanan yang aman adalah makanan yang tidak menyebabkan penyakit ketika dikonsumsi. Dalam konteks ini, penyediaan makanan gratis harus memenuhi standar keamanan yang mencakup seluruh rantai produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan, hingga pengolahan dan distribusi.

Tanpa pengawasan yang memadai, risiko keracunan makanan meningkat. Insiden seperti ini juga menciptakan dampak psikologis, baik bagi siswa maupun orang tua, yang mungkin kehilangan kepercayaan pada program pemerintah. Selain itu, jika dibiarkan, kejadian seperti ini dapat menurunkan reputasi program MBG, yang sejatinya memiliki tujuan positif untuk membantu kelompok rentan.

Langkah-Langkah Mencegah Insiden Serupa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun