Kita hidup di zaman di mana kesuksesan sering kali diukur dari pencapaian material dan status sosial. Unggahan Instagram penuh dengan pencapaian orang-orang; mereka pamer jabatan, liburan ke luar negeri, hingga mobil baru yang parkir di garasi rumah mewah. Narasi ini membuat kita, tanpa sadar, memandang hidup sebagai perlombaan untuk menjadi "orang hebat" versi masyarakat: punya kedudukan, harta, dan validasi sosial.
Tapi tunggu dulu. Apa sih sebenarnya definisi "orang hebat"? Apakah dia yang selalu berada di puncak? Atau dia yang selalu diundang ke acara penting dengan gelar dan prestasi yang panjang? Kalau kita jujur sama diri sendiri, banyak dari kita mungkin terjebak dalam upaya menjadi orang hebat yang hanya "hebat di mata orang lain".
Ambisi itu normal, bahkan penting untuk memotivasi kita berkembang. Tapi, apa jadinya kalau ambisi tersebut sampai membuat kita kehilangan nilai-nilai kemanusiaan? Demi mencapai puncak, banyak orang rela melegalkan segala cara. Mereka siap menjadi pembohong, penjilat, bahkan menyikut orang lain demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Pernah nggak kamu ketemu sama orang yang keliatannya "berhasil" secara materi dan status, tapi sikapnya nol besar? Mereka punya segalanya, tapi nggak ada yang benar-benar respek sama mereka. Karena apa? Karena di balik kesuksesan itu, mereka menginjak orang lain untuk sampai ke sana.
Orang-orang seperti ini sebenarnya hanyalah "orang hebat palsu." Mereka mungkin terlihat hebat di luar, tapi di dalam, mereka miskin etika, norma, dan nilai-nilai kemanusiaan. Bukankah lebih baik menjadi "orang biasa" tapi kaya akan kebaikan dan rasa kemanusiaan, daripada menjadi "orang hebat" tapi mentalnya sampah?
"Orang Hebat Itu Harus Memberikan Manfaat"
Kita sering lupa bahwa menjadi orang hebat sejati bukan soal jabatan tinggi atau harta melimpah. Orang hebat adalah dia yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Apa gunanya kekayaan dan kekuasaan kalau itu hanya digunakan untuk memperkaya diri sendiri, atau lebih parah, untuk menindas orang lain? Apa gunanya pencapaian kalau di belakang layar, kita meninggalkan luka bagi orang-orang di sekitar kita?
Orang hebat sejati adalah mereka yang menggunakan apa yang mereka miliki entah itu harta, ilmu, atau pengaruh untuk membuat dunia ini sedikit lebih baik. Bahkan, jika kamu hanya bisa membantu satu orang saja, itu sudah cukup. Kadang, kebaikan kecil bisa lebih berarti daripada pencapaian besar yang kosong makna.
Di dunia yang serba kompetitif ini, kadang kita lupa bahwa validasi manusia nggak seharusnya menjadi tujuan hidup kita. Manusia itu nggak pernah puas. Hari ini mereka memuji, besok bisa saja mencaci.
Kamu nggak perlu jadi CEO perusahaan besar atau selebgram dengan jutaan followers untuk merasa berharga. Selama kamu hidup dengan hati yang baik, membantu orang lain semampumu, dan nggak merugikan orang lain, hidupmu sudah sangat berarti.
Ingat, pengadilan yang sebenarnya bukan ada di tangan manusia, tapi di tangan Tuhan. Tuhan nggak akan menilai kita berdasarkan jumlah uang di rekening atau berapa banyak penghargaan yang kita terima. Dia akan menilai kita dari kebaikan hati, integritas, dan bagaimana kita memperlakukan sesama.