Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Fondasi Pendidikan "Apakah Anak Perlu Belajar Membaca Sebelum Masuk SD?"

10 Desember 2024   17:22 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : bingimage.com AI

Pernahkah Anda mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa sebelum masuk SD, anak tidak perlu diajarkan membaca? Alasan di balik pendapat ini adalah karena usia pra-SD dianggap sebagai fase bermain, sehingga anak belum perlu mempelajari hal-hal seperti kemampuan membaca. Namun, apakah pendapat tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara nyata di tengah tuntutan pendidikan dasar saat ini?
Sebagai seorang pengajar, saya paham betul materi pelajaran yang diterapkan di sekolah dasar. Anak kelas 1 SD saat ini tidak lagi belajar mengenal huruf vokal seperti 'a-i-u-e-o'. Sebaliknya, mereka langsung dihadapkan pada soal-soal cerita yang membutuhkan kemampuan membaca dengan lancar untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut.  Lalu, bagaimana anak bisa menjawab semua pertanyaan itu jika membaca suku kata saja belum mampu?

Fenomena ini menunjukkan adanya kesenjangan antara ekspektasi pendidikan dasar dan kesiapan anak yang baru lulus dari taman kanak-kanak (TK). Di TK, banyak anak lebih sering diisi dengan jadwal bermain dan liburan tanpa adanya pembelajaran dasar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Padahal, membaca adalah kemampuan yang wajib dimiliki setiap siswa untuk memahami soal dan materi pelajaran di jenjang berikutnya.

Pentingnya Bisa Membaca Sejak Dini

Membaca merupakan fondasi utama dalam dunia pendidikan. Kemampuan ini tidak hanya membantu anak memahami materi pelajaran, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dan memecahkan masalah. Dengan membaca, anak akan lebih mudah memahami instruksi guru, mengerjakan tugas, dan menjawab soal ujian. Mengajari anak membaca sejak dini juga memiliki manfaat jangka panjang. Menurut penelitian, anak yang terbiasa membaca sejak kecil cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik, seperti pemahaman bahasa, daya ingat, dan logika berpikir. Selain itu, mereka juga lebih siap menghadapi tantangan akademik di masa depan.

Tantangan dalam Pengajaran Membaca di TK

Meskipun membaca penting, tidak sedikit orang tua dan pendidik yang berpendapat bahwa mengajarkan membaca di usia dini dapat membebani anak. Kekhawatiran ini tidak sepenuhnya salah. Anak usia pra-SD memang berada dalam masa perkembangan otak yang pesat, sehingga metode pengajaran yang salah dapat membuat mereka kehilangan minat belajar. Namun, perlu diingat bahwa pengajaran membaca tidak harus selalu dilakukan dengan cara formal yang kaku. Ada banyak metode kreatif dan menyenangkan yang dapat diterapkan, seperti menggunakan alat peraga, media audio-visual, atau permainan interaktif. Dengan pendekatan yang tepat, anak tidak hanya belajar membaca tetapi juga menikmati prosesnya.

Realitas di Sekolah Dasar

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa anak kelas 1 SD saat ini dituntut untuk langsung memahami soal cerita dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan kemampuan membaca. Kurikulum pendidikan dasar tampaknya mengasumsikan bahwa anak sudah memiliki kemampuan membaca dasar ketika masuk SD. Jika mereka belum memiliki kemampuan ini, maka proses pembelajaran akan terasa jauh lebih sulit. Di sisi lain, tidak semua TK memberikan perhatian pada pembelajaran calistung. Banyak TK yang lebih fokus pada kegiatan bermain tanpa menyisipkan pembelajaran membaca. Akibatnya, anak lulus dari TK tanpa kemampuan membaca yang memadai, dan hal ini menjadi tantangan besar saat mereka masuk SD.

Orang tua memiliki peran besar dalam mempersiapkan anak untuk masuk SD. Salah satu langkah penting adalah memilih TK yang menyadari pentingnya pembelajaran calistung. Namun, pengajaran membaca di TK harus dilakukan dengan metode yang menyenangkan, bukan dengan paksaan. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Gunakan Metode Belajar yang Interaktif
   Mengajarkan membaca dengan menggunakan alat peraga, seperti kartu bergambar, dapat membantu anak memahami huruf dan kata dengan cara yang lebih visual. Media audio-visual, seperti video edukasi, juga bisa menjadi alat pembelajaran yang menarik.

2. Libatkan Permainan dalam Belajar
   Permainan seperti teka-teki huruf, mencocokkan gambar dengan kata, atau bermain susun kata dapat membuat proses belajar membaca menjadi lebih menyenangkan. Dengan cara ini, anak merasa sedang bermain, bukan belajar.

3. Ciptakan Kebiasaan Membaca di Rumah
   Membiasakan anak mendengar cerita atau melihat buku bergambar sejak kecil dapat menumbuhkan minat membaca. Orang tua dapat membacakan buku cerita setiap malam atau menyediakan buku bergambar yang menarik di rumah.

4. Berikan Penghargaan atas Kemajuan
   Apresiasi setiap kemajuan anak dalam belajar membaca. Hal ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk terus belajar.

Mengajari anak membaca sebelum masuk SD adalah langkah penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tuntutan pendidikan dasar. Meskipun usia pra-SD adalah masa bermain, hal ini tidak berarti anak harus sepenuhnya dibiarkan tanpa pembelajaran. Dengan pendekatan yang tepat, seperti menggunakan metode kreatif dan menyenangkan, anak dapat belajar membaca tanpa merasa terbebani. Pada akhirnya, membaca adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu bekerja sama untuk memastikan anak memiliki kemampuan membaca dasar sebelum memasuki jenjang SD. Dengan cara ini, kita tidak hanya membantu anak menghadapi tantangan pendidikan, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat untuk masa depan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun