Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kalau Resepsi Nggak Mewah, Apa Kata Dunia?

9 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : bingimage.com AI

Pernikahan, sebuah momen sakral yang sejatinya tentang cinta, komitmen, dan masa depan bersama, sering kali berubah jadi ajang unjuk gigi. Kita hidup di zaman di mana ucapan, nyinyiran, dan opini orang lain lebih tajam dari belati. Di lingkungan seperti ini, banyak orang rela melakukan apapun agar tidak dianggap remeh. Termasuk dalam urusan pernikahan, resepsi yang mewah jadi semacam "standar" yang harus dipenuhi, meskipun kadang harus memaksakan diri. Coba kita bahas, kenapa sih resepsi pernikahan mewah ini jadi begitu penting? Apa benar kalau nikah tanpa resepsi besar itu artinya kurang serius, kurang mampu, atau malah dihakimi "married by accident"?

"Apa Kata Dunia" Lebih Menentukan dari Isi Kantong

Bagi sebagian orang, menikah bukan cuma tentang mengucap janji di depan penghulu dan keluarga dekat. Tapi, harus ada pesta. Dan bukan sekadar pesta kecil, melainkan pesta besar dengan ribuan tamu, dekorasi megah, makanan melimpah, dan tentu saja baju pengantin yang glamor. Kenapa? Karena takut omongan orang.

"Masa nikah cuma di KUA? Malu-maluin dong!" atau "Jangan sampai cuma undang 50 orang, nanti dikira nggak punya duit."

Komentar-komentar seperti itu sering jadi hantu yang bikin pasangan pengantin dan keluarganya rela memaksakan diri. Padahal, biaya resepsi pernikahan itu nggak main-main. Dari sewa gedung, katering, baju pengantin, hingga hiburan, semuanya bisa menguras tabungan bertahun-tahun. Dan kalau tabungan nggak cukup? Pinjam uang jadi solusinya.

Yang lebih miris, kadang ada orang tua yang ikut-ikutan memaksakan standar tinggi ini ke anaknya. "Malu dong sama tetangga, anak si A pesta pernikahannya sampai viral di media sosial, masa kamu nggak bisa bikin yang lebih bagus?"

Kredit Demi Pesta Semalam

Nggak sedikit orang yang sampai mengajukan pinjaman ke bank atau fintech untuk membiayai resepsi pernikahan. Semua demi menciptakan pesta impian yang "memorable" buat tamu. Padahal, habis pesta, realita menanti. Hutang harus dibayar, sementara kehidupan rumah tangga baru saja dimulai.

Ini seperti menukar kestabilan finansial jangka panjang demi kesan sesaat. Yang penting hari itu terlihat mewah, meski konsekuensinya hidup bertahun-tahun dalam tekanan utang. Ironisnya, banyak yang sadar kalau ini keputusan yang nggak sehat, tapi tetap dilakukan. Lagi-lagi, alasannya: apa kata orang.

Nikah di KUA: Antara Stigma dan Realita

Di sisi lain, menikah tanpa resepsi sering kali dipandang sebelah mata. Nikah di KUA saja, tanpa pesta, sering dianggap sebagai solusi terakhir buat pasangan yang "nggak mampu" atau, lebih parah, langsung diasosiasikan dengan kehamilan di luar nikah. Padahal, menikah di KUA itu sah, hemat, dan sesuai dengan kemampuan. Tapi karena stigma, banyak pasangan yang merasa malu jika hanya menikah sederhana.

Kenapa kita membiarkan pikiran seperti ini bertahan? Bukankah lebih baik menikah dengan cara yang sesuai kemampuan daripada memaksakan diri? Tapi, stigma sosial memang sulit dilawan. Kadang, omongan tetangga terasa lebih berat daripada kenyataan hidup itu sendiri.

Mengukur Kebahagiaan dengan Pandangan Orang

Pernikahan adalah tentang kebahagiaan dua orang yang memutuskan untuk hidup bersama. Tapi sayangnya, kebahagiaan itu sering kali diukur dengan kacamata orang lain. Seolah-olah, semakin mewah pestanya, semakin besar cinta dan komitmen mereka. Padahal, kemewahan pesta sama sekali nggak menjamin kebahagiaan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun