Dunia digital semakin marak dengan berbagai inovasi pemasaran yang kreatif, bahkan untuk produk yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya yaitu kain kafan. Salah satu contoh yang belakangan menjadi viral adalah akun TikTok @kafani.id, sebuah toko kain kafan yang berlokasi di Jalan Cisaranten Kulon No. 72 Arcamanik, Bandung. Secara unik toko ini menggunakan "pocong" sebagai model dalam sesi live streamingnya. Dengan tagline "checkout sekarang sebelum meninggal," @kafani.id berhasil menarik perhatian ribuan penonton yang tidak hanya terhibur tetapi juga teringat akan kematian. Teknik pemasaran yang disajikan dengan campuran humor dan sindiran ini berhasil menarik perhatian publik dan menghasilkan omzet fantastis hingga mencapai 30 juta per bulan, sebagaimana dikutip oleh CEO Kafani, Yoka, dari detik.com.
Live streaming dengan model "pocong" dan candaan berani tentang kematian di akun @kafani.id menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gaya berjualannya yang santai dan penuh tawa, Yoka dan timnya tak ragu menjawab berbagai pertanyaan konyol dari penonton. Beberapa komentar seperti, "Bang, kapan harus dicheckout?" yang dijawab dengan, "Ya sebelum meninggal. Kalau besok mau meninggal ya checkout dulu!" membuktikan bahwa @kafani.id berhasil menciptakan hubungan yang dekat dengan audiens, mencampurkan humor dan filosofi kehidupan dalam produk yang mereka tawarkan.
Menggabungkan Humor dan Kesadaran Kematian
Strategi marketing yang diterapkan oleh Yoka tidak hanya memanfaatkan humor semata, tetapi juga memasukkan elemen pengingat akan kematian. Pada dasarnya, ide menjual kain kafan dengan memposisikan "pocong" sebagai model live streaming memang terdengar unik dan mungkin menggelitik, namun pesan yang diusung menjadi sangat penting dimana kematian adalah kepastian yang tak dapat kita tolak. Penggunaan kalimat seperti "persiapkan sebelum meninggal" dapat menjadi pengingat bahwa ada banyak hal yang perlu kita persiapkan dalam hidup, bukan hanya kain kafan, tetapi juga bagaimana kita menjalani hari-hari kita dengan makna.
Interaksi dengan penonton pun penuh dengan canda, namun memiliki makna yang dalam. Contoh lainnya, ketika seorang netizen bertanyaÂ
"Bang, buat kado ultah cocok ga?" dan dijawab dengan, "Pasti cocok banget," atau ketika ada yang bertanya, "Bang ada yang second?" dan host menjawab, "Emang situ mau pakai yang second?" Humor-humor tersebut bukan hanya membuat penonton tertawa, tetapi juga memancing pemikiran bahwa, di balik segala canda itu, kematian adalah hal yang nyata dan harus kita siapkan sebaik mungkin.
Dalam dunia pemasaran online, memiliki taktik yang berbeda adalah kunci sukses. @kafani.id memilih cara yang tidak lazim, bahkan untuk produk yang dianggap sensitif seperti kain kafan. Mereka berhasil mengolah produk ini menjadi lebih "friendly" dengan mencampur humor, sehingga membuat produk tersebut lebih mudah diterima. Hal ini juga menunjukkan bahwa mereka sangat memahami target pasar dan pendekatan yang akan bekerja baik di platform seperti TikTok, yang sering menjadi wadah bagi konten-konten unik dan menghibur.
Dengan cara ini, audiens merasa lebih "dekat" dan "nyambung" dengan gaya bahasa yang digunakan oleh Yoka, yang bukan hanya seorang pemilik toko tetapi juga seorang host yang cakap. Pendekatan ini tidak hanya menarik minat, tetapi juga membangun loyalitas pelanggan yang mungkin sebelumnya bahkan tidak pernah terpikir untuk membeli kain kafan.
Salah satu kelebihan yang sangat menonjol dari live streaming Kafani adalah kemampuannya membangun interaksi yang unik dan mendalam dengan para penontonnya. Mereka tidak hanya menjual produk, tetapi menciptakan pengalaman yang menghibur dan penuh keakraban. Sebagai contoh, beberapa netizen bahkan ikut berkelakar dalam kolom komentar seperti, "satu-satunya produk yang nggak akan ada testimoni dari konsumen." Interaksi yang terjadi ini menambah rasa kedekatan, dan membuat audiens merasa menjadi bagian dari pengalaman unik tersebut.
Tak hanya itu, @kafani.id juga berinovasi dengan menyediakan paket kain kafan couple atau dengan tas yang dilengkapi name tag. Dengan gaya bercanda yang kocak, produk-produk ini menjadi bagian dari satire yang mengingatkan kita pada sesuatu yang tak bisa dihindari. Melalui humor, mereka telah berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya mempersiapkan diri, baik dalam kehidupan maupun menghadapi kematian.Â
Mengoptimalkan Algoritma dan Eksposur di Media Sosial
Salah satu alasan mengapa Kafani bisa mendapatkan banyak penonton adalah karena TikTok, sebagai platform berbasis video pendek, memiliki algoritma yang dapat menyebarkan konten unik dan menarik ke berbagai pengguna. Ketika video atau live streaming dari Kafani mulai mendapatkan perhatian dan tanggapan yang ramai, algoritma TikTok membantu menampilkan konten tersebut kepada lebih banyak orang, memperluas jangkauan dan potensial jumlah pembeli.
Dengan memanfaatkan interaksi yang tinggi dalam sesi live mereka, @kafani.id tidak hanya menghibur, tetapi juga secara strategis memperluas eksposur produknya. Strategi ini berhasil meningkatkan omzet dan membuat produk yang biasanya "sepi peminat" menjadi laris di pasaran.
Memposisikan Diri Sebagai Konten yang Menghibur Namun Berisi
Strategi pemasaran @kafani.id yang memadukan humor, konten menghibur, dan pesan tentang kematian adalah perpaduan yang jarang ditemui. Mereka berhasil mengubah kain kafan, yang notabene merupakan simbol kematian, menjadi konten yang ringan namun tetap mengingatkan kita pada hal-hal yang mendalam. Melalui tawa, penonton diingatkan bahwa kematian itu nyata dan tidak bisa dihindari.
Strategi ini terbukti sukses, karena selain mampu meningkatkan penjualan, pendekatan ini juga menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum ajal menjemput. Tidak hanya kain kafan, tetapi juga kualitas hidup dan amal yang kita tinggalkan. Inovasi seperti ini menjadi bukti bahwa bahkan produk yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya bisa dijual dengan teknik yang tepat, melalui cara yang kreatif, menghibur, dan penuh makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!