Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memahami Ketakutan Menuju Pernikahan

8 November 2024   14:22 Diperbarui: 8 November 2024   14:23 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : bingimage.com AI


Pernikahan seharusnya menjadi momen yang penuh kebahagiaan, komitmen, dan harapan bagi dua orang yang saling mencintai. Namun, tidak sedikit orang yang merasa ragu, takut, bahkan menghindari pernikahan karena berbagai alasan. Rasa takut ini kerap muncul dari realitas kehidupan dan kekhawatiran akan hal-hal yang mungkin terjadi setelah menikah. beberapa hal yang melandasi seseorang takut ke jenjang yang lebih serius diantaranya adalah:

1. Tingginya Angka Perceraian: Ketakutan Akan Kegagalan Pernikahan

Saat ini, angka perceraian yang tinggi menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak orang merasa takut menikah. Ketika melihat teman, keluarga, atau figur publik yang mengalami perceraian, tidak sedikit orang yang mulai berpikir, "Bagaimana jika pernikahan saya nanti juga berakhir seperti itu?" Ketakutan akan kegagalan ini bisa membuat seseorang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Pernikahan tidak hanya soal berbagi rumah atau momen bahagia, tetapi juga menghadapi tantangan dan konflik yang mungkin timbul di dalamnya. Bagi sebagian orang, menghadapi risiko perpisahan yang menyakitkan mungkin terasa lebih menakutkan daripada hidup sendirian. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang menginginkan kepastian dan stabilitas. Takut akan perceraian, bahkan sebelum menikah, seringkali menciptakan perasaan ragu yang sulit diatasi.


2. Trauma Masa Lalu: Ketakutan Mengulangi Pengalaman Buruk

Orang yang berasal dari keluarga broken home atau mengalami hubungan beracun di masa lalu mungkin merasa ketakutan akan pernikahan karena takut mengulangi pengalaman tersebut. Ketika seseorang tumbuh di lingkungan di mana pernikahan penuh konflik atau perceraian, pandangan mereka terhadap pernikahan bisa berubah menjadi pesimistis. Mereka mungkin merasa bahwa pernikahan hanya akan berujung pada penderitaan dan kehilangan, seperti yang mereka saksikan atau alami di masa lalu.

Ketakutan ini kadang begitu kuat, hingga membuat seseorang berpikir bahwa pernikahan tidak akan membawa kebahagiaan. Rasa cemas akan mengulangi kesalahan atau berakhir seperti hubungan yang pernah mereka lihat sebelumnya menjadi salah satu penghalang terbesar untuk berkomitmen.

3. Faktor Ekonomi: Kekhawatiran Akan Biaya Hidup

Tidak dapat dipungkiri, pernikahan bukan hanya tentang cinta dan kebahagiaan. Ada aspek finansial yang juga sangat penting dalam menjalani kehidupan pernikahan. Biaya hidup yang semakin tinggi, kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya kerap menjadi beban pikiran. Banyak pasangan yang khawatir apakah mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup bersama jika nantinya menikah.

Faktor ekonomi sering kali menjadi alasan utama seseorang menunda atau ragu untuk menikah. Bagi beberapa orang, penghasilan yang belum memadai atau kestabilan finansial yang belum terjamin membuat mereka merasa belum siap menjalani pernikahan. Mereka tidak ingin membawa pasangan atau keluarga ke dalam kesulitan finansial, dan akhirnya memilih menunda hingga kondisi ekonomi lebih stabil.

4. Ekspektasi Berlebihan Terhadap Pernikahan: Takut Akan Kenyataan yang Tidak Sesuai

Banyak orang membayangkan pernikahan sebagai dongeng dengan akhir yang bahagia. Padahal, realitas pernikahan sering kali jauh berbeda dari apa yang digambarkan dalam drama atau film romantis. Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan. Ada kalanya pasangan tidak sepaham, ada konflik yang perlu diselesaikan, dan ada kompromi yang harus dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun