Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jika Tidak Bisa Menjadi Matahari, Aku Ingin Berusaha Menjadi Lilin Kecil

6 November 2024   19:49 Diperbarui: 6 November 2024   20:19 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bingimage.com AI

Jika tidak bisa menjadi matahari, aku ingin berusaha menjadi lilin kecil yang bisa memberi penerangan ketika cahaya matahari telah memudar, ketika langit malam menjadi gelap, ketika bahkan cahayaku hanya terlihat samar di antara gemerlapnya lampu kota. 

Setidaknya, meski lilin itu kecil dan tak terlihat, suatu hari cahayanya mungkin bisa sedikit menerangi. Saat gemerlapnya kota berhenti, dan cahaya lilin itu mulai dicari, oleh mereka yang ingin berada dalam naungan terang, meski kecil, aku tak ingin dilupakan. Aku ingin menjadi sesuatu yang memberi manfaat, sesuatu yang membuat keberadaanku berarti.

Karena itulah aku memilih menjadi seorang penulis. Bagiku, menulis bukan sekadar profesi atau hobi. Menulis adalah sebuah napas baru, cara untuk mencurahkan setiap helaan rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata biasa. 

Dalam setiap kata yang kutulis, terselip keinginan untuk menjadi cahaya kecil yang tetap bersinar, meski kelak zaman berganti, sebuah karya akan tetap dikenang,  bahkan saat penulisnya pun mungkin telah tiada, karena menulis seperti menabur makna ke dalam hati yang membaca, meninggalkan kesan yang mendalam.

Mengapa aku tak ingin dilupakan? 

Karena aku pernah merasakan bagaimana hidup kembali setelah berjuang dari kematian, kembali hidup dengan perjalanan yang tak sama. Dimana manusia jarang memanusiakan. Menolak keberadaan seseorang yang tak sama. Dengan menulis aku merasa tak perlu menghadapi dunia yang pernah menolakku, dengan menulis aku hanya perlu bercerita lewat karya.  Melalui tulisan, aku bisa membiarkan orang-orang mengenalku, mengenal semua karyaku, tanpa harus tahu Aku.

Cukup Aku, yang tahu bagaimana aku pernah bangkit dari sakit, dari perjalanan hidup yang lebih banyak mengurai air mata daripada kata. Sebuah perjalanan yang membuatku lebih banyak tertunduk, menyembunyikan diri dari dunia yang sering melihat apa yang tampak, dan melupakan apa yang tersembunyi.

Menulis memberiku kekuatan untuk terus bahagia. Melalui tulisan, aku tidak lagi merasa perlu menyembunyikan diri. Aku menjadi lebih berani dan memiliki kekuatan dengan sebuah mimpi. Mimpi tentang suatu hari, ada dari satu karyaku ikut menjelajahi dunia. 

Karena itu Aku ingin terus menulis, dan akan terus menulis meski tak tersisa lagi sebuah pena....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun