Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perlukah Gap antara Senior dan Junior?

23 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 23 Oktober 2024   19:03 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : id.pngtree.com

Perundungan di tempat kerja sering kali menjadi masalah yang tersembunyi, tetapi dampaknya bisa sangat nyata. Banyak orang merasa tidak nyaman berbicara tentang hal ini, terutama di lingkungan profesional, di mana hierarki dan rasa "gengsi" sering kali memegang peranan penting. Fenomena ini umumnya terjadi ketika ada perbedaan status, seperti antara senior dan junior. Pertanyaannya adalah: apakah benar-benar perlu ada gap antara senior dan junior di tempat kerja? Dan bagaimana kita bisa menghadapi dan mengatasi perundungan yang mungkin terjadi karena perbedaan tersebut?

Perundungan di tempat kerja bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari pelecehan verbal, intimidasi, hingga sabotase pekerjaan. Kadang-kadang, bentuk perundungan ini halus dan sulit dikenali, seperti komentar sinis yang dibungkus dengan "humor" atau pemberian tugas yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu. Hal-hal ini sering kali berakar dari ketidakseimbangan kekuasaan yang ada antara senior dan junior di tempat kerja.

Dalam banyak perusahaan, ada budaya yang menempatkan senior sebagai "raja" yang sulit diganggu gugat. Mereka sudah lebih lama bekerja, lebih mengenal sistem, dan mungkin juga memiliki jaringan yang lebih kuat di dalam perusahaan. Di sisi lain, junior sering kali merasa harus menghormati senior bukan hanya karena pengalaman mereka, tetapi juga karena takut dianggap tidak sopan atau, lebih buruk lagi, takut kehilangan pekerjaan. Sayangnya, situasi ini bisa menciptakan jurang yang besar, dan di sanalah perundungan sering terjadi.

Tentu saja, tidak semua senior melakukan perundungan. Banyak dari mereka yang sangat mendukung junior dan membantu mereka tumbuh. Namun, dalam lingkungan yang toxic, rasa superioritas sering kali membuat beberapa senior merasa berhak untuk merendahkan junior, baik secara terang-terangan maupun dengan cara yang lebih halus.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah gap antara senior dan junior memang diperlukan? Dalam pandangan saya, jarak hierarkis ini memang penting untuk menjaga struktur kerja yang efisien. Senior memang punya tanggung jawab lebih, pengalaman lebih banyak, dan wajar jika mereka mendapat penghormatan. Namun, gap ini tidak seharusnya menjadi alasan untuk memperlakukan junior dengan buruk.

Perbedaan posisi dalam perusahaan bukan berarti perbedaan nilai seseorang sebagai manusia. Senior dan junior tetaplah kolega yang harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Jika ada gap yang terlalu lebar, di mana junior selalu merasa terintimidasi atau takut berkomunikasi dengan senior, maka produktivitas akan terganggu, dan suasana kerja menjadi tidak sehat.

Jadi, bagaimana kita bisa mengatasi masalah ini? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, baik dari sisi individu maupun organisasi. berikut beberapa Tips yang bisa menjadi acuan :

1. Komunikasi Terbuka dan Transparan

Ini mungkin terdengar klise, tetapi komunikasi adalah kunci untuk mengatasi banyak masalah, termasuk perundungan di tempat kerja. Jika junior merasa ada perlakuan yang tidak adil, mereka harus merasa bebas untuk menyuarakan kekhawatiran mereka tanpa takut akan dampaknya. Di sisi lain, senior juga perlu lebih peka dan terbuka untuk mendengar. Membuka jalur komunikasi yang sehat bisa mengurangi kesalahpahaman dan memperkecil kemungkinan terjadinya perundungan.

2. Pelatihan Kepemimpinan bagi Senior

Banyak orang yang menjadi senior karena mereka sudah bekerja lama atau memiliki prestasi tertentu, tetapi tidak semua senior otomatis memiliki keterampilan memimpin. Pelatihan kepemimpinan bisa membantu mereka memahami bagaimana cara membimbing, mendukung, dan menginspirasi junior tanpa harus menggunakan pendekatan yang otoriter atau merendahkan. Ini akan membantu mengurangi rasa gap dan meningkatkan rasa saling menghormati di tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun