Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Transformasi Kereta Sederhana Menjadi Luar Biasa

22 Oktober 2024   09:24 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:05 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi

Perjalanan dengan kereta api selalu memiliki keistimewaan tersendiri bagi para penumpangnya. Dulu, setiap perjalanan kereta api adalah sebuah petualangan yang penuh dengan kesederhanaan dan keterbatasan. Namun, saat ini, pengalaman tersebut telah berubah menjadi momen yang lebih nyaman dan penuh kenangan, meski dengan fasilitas kereta bisnis sekalipun.

Aku masih ingat jelas pertama kali menaiki kereta api menuju Yogyakarta, bertahun-tahun yang lalu. Saat itu, kereta api masih identik dengan bangku keras dari kayu yang memaksaku mengatur posisi duduk berulang kali agar tak terlalu pegal. Udara yang panas dan bisingnya suara besi berderak menambah tantangan dalam perjalanan. Belum lagi, para pedagang asongan yang hilir-mudik menawarkan dagangan mereka sepanjang gerbong. Meski sederhana, ada kesan hangat dan akrab di sana. Setiap kali kereta berhenti di stasiun kecil, rasanya seperti membuka jendela untuk melihat potongan-potongan kehidupan di sepanjang lintasan.

Namun, nostalgia masa lalu ini kini bertemu dengan kenyamanan masa kini. Ketika aku duduk di kursi kereta bisnis yang melaju dari Bandung ke Yogyakarta, perubahan itu begitu terasa. Meskipun aku tidak sedang berada di kereta eksekutif, fasilitas yang ditawarkan kereta bisnis hari ini sudah jauh lebih baik dibandingkan masa lalu. Kursinya empuk, ada sandaran kaki yang bisa diatur, serta jendela besar yang memungkinkan aku menikmati pemandangan luas tanpa terhalang.

Sumber :galeri pribadi
Sumber :galeri pribadi

Udara sejuk dari pendingin ruangan membuatku merasa lebih nyaman. Tak ada lagi suara bising yang berlebihan, dan aku tak perlu khawatir akan kebisingan pedagang asongan yang berlalu-lalang, karena mereka kini tidak lagi diperbolehkan masuk. Suasana di dalam gerbong lebih tenang, memberikan ruang bagi para penumpang untuk menikmati perjalanan mereka dengan cara masing-masing, ada yang membaca buku, mendengarkan musik, atau sekadar menatap keluar jendela, seperti yang aku lakukan.

Menyusuri jalur yang sama antara Bandung dan Yogyakarta, aku teringat bagaimana dulu aku sering kali memperhatikan sawah, pegunungan, dan rumah-rumah penduduk yang terhampar di sepanjang perjalanan. Saat ini, pemandangan itu masih sama memukau. Namun, dengan fasilitas yang lebih baik, aku bisa lebih menikmatinya tanpa harus terganggu dengan rasa tidak nyaman.

Perjalanan ini, meski tampak sederhana, membawaku pada refleksi mendalam. Perubahan yang terjadi pada sistem transportasi kereta api di Indonesia mencerminkan transformasi lebih luas yang dialami negara ini. Dulu, segala sesuatu serba terbatas, namun tetap ada rasa kebersamaan dan semangat untuk maju. Kini, dengan fasilitas yang lebih baik, efisiensi yang meningkat, dan pelayanan yang lebih ramah, kereta api bukan lagi hanya sekadar sarana transportasi, tapi juga tempat di mana kenyamanan dan pengalaman berkesan bertemu.

Ketika akhirnya kereta perlahan memasuki stasiun Tugu di Yogyakarta, aku merasa perjalanan ini adalah cerminan dari sebuah evolusi. Kereta yang kutumpangi saat ini adalah simbol dari kemajuan, namun ia juga menjaga kenangan lama yang tertinggal di tiap rel yang ia lintasi. Dulu, perjalanan panjang dengan kereta adalah sebuah perjuangan, namun sekarang, ia berubah menjadi perjalanan yang bisa dinikmati dengan penuh kenyamanan, tanpa kehilangan pesonanya.

Meskipun bukan kereta eksekutif, kereta bisnis yang kunaiki ini telah membuktikan bahwa kemajuan teknologi dan pelayanan bisa membawa transformasi besar dalam pengalaman perjalanan, tanpa harus melupakan sejarah dan kehangatan masa lalu. Setiap deru mesin kereta, setiap pemandangan yang melintas di jendela, adalah saksi bisu dari transformasi panjang sebuah sistem yang terus berkembang, namun tetap mempertahankan esensi petualangan yang dimiliki kereta api sejak dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun