Peran seorang ibu rumah tangga kerap kali dipandang sebagai tugas yang 'biasa'. Padahal, di balik peran tersebut, terdapat beban dan tanggung jawab besar yang memerlukan kekuatan fisik dan mental yang prima.Â
Ibu rumah tangga dihadapkan pada tuntutan peran ganda, yaitu sebagai ibu yang mengurus anak-anak, istri yang mendampingi suami, dan pengelola tugas-tugas domestik rumah tangga.Â
Tidak sedikit dari mereka juga menjalani peran sebagai karyawan atau pekerja di luar rumah.
 Peran-peran yang saling tumpang tindih ini sering kali membuat ibu rumah tangga mengabaikan kesehatan diri sendiri, padahal kesejahteraan fisik dan mental seorang ibu sangat krusial dalam menjaga keseimbangan keluarga.
Dalam banyak kasus, ibu rumah tangga harus menjalani hari yang padat dan melelahkan. Pagi hari biasanya dimulai dengan menyiapkan kebutuhan keluarga, seperti menyiapkan sarapan, mengurus anak-anak yang berangkat sekolah, dan memastikan segala hal berjalan lancar di rumah.Â
Belum lagi, jika seorang ibu memiliki peran ganda sebagai domestik either yang harus menjalankan tanggung jawab di luar rumah sebagai pegawai, karena harus ikut terlibat untuk mencari nafkah.
Tuntutan semua pekerjaan itu, tentu saja akan menambah beban fisik dan mental. Tekanan untuk menyelesaikan semuanya secara sempurna sering kali menyebabkan kelelahan dan stres.Â
Jika kesehatan ibu tidak diperhatikan, dampak yang ditimbulkan bisa lebih serius, seperti penurunan daya tahan tubuh, stres berkepanjangan, depresi, hingga masalah kesehatan fisik lainnya seperti hipertensi atau penyakit jantung.Â
Dalam sebuah sosial eksperimen yang dilakukan oleh tim peneliti dari Health Collaborative Center (HCC), ditemukan data skrinning kesehatan jiwa pada Ibu Rumah Tangga sebanyak 65 persen, angka ini cukup jauh bila dibandingkan dengan pekerja lainnya dan pegawai swasta.Â
Melihat tingginya angka tersebut, penting untuk menjadikan kesehatan mental ibu rumah tangga sebagai prioritas utama yang perlu dijaga.Â