Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bisakah Menjadi Kaluna Jika Bekerja Serabutan?

15 Oktober 2024   19:26 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:23 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan film Home Sweet Loan. (Sumber: VISINEMA PICTURES via KOMPAS.ID)

Di era digital saat ini, pengelolaan finansial semakin menjadi topik yang hangat dibicarakan, terutama di kalangan generasi muda. 

Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah tren Kaluna, yang mengajak individu untuk lebih bijak dalam mengatur keuangan mereka, meskipun dengan pekerjaan serabutan. 

Namun, pertanyaannya adalah apakah mungkin untuk mengelola finansial dengan baik dalam konteks pekerjaan yang tidak tetap atau serabutan? 

Seperti yang kita ketahui bahwa tokoh Kaluna dalam Film Home Sweet Loan diceritakan sebagai sosok pekerja kelas menengah ibu kota yang gajinya tak jauh dari UMR Jakarta, meski ia memiliki tanggungan keluarga, namun ia masih bisa tetap menyisihkan uang untuk menabung hingga bisa memiliki tabungan sebesar Rp 330 Juta selama 7 tahun bekerja. 

Jumlah yang bisa dibilang sangat fantastis untuk generasi sandwich yang lebih dikenal dengan gaya hidup frugal living. Tentu dengan ramainya trend ini, sosok Kaluna seakan menjadi simbol inspiratif. 

Banyak orang mulai membandingkan dengan kehidupan masing-masing, sudahkan kita melakukan pengelolaan finansial yang bijak seperti Kaluna? 

Semua pertanyaan itu sebenarnya tidak perlu kita pertanyakan, apalagi sampai membuat kita merasa gagal dan putus asa, hanya karena sampai saat ini saldo di tabungan tak ada sepeserpun yang tersisa. 

Harus kita sadari bahwa setiap orang memiliki episode hidup yang berbeda. Kita tidak bisa menyimpulkan tanpa menganalisis lebih lanjut, apakah sudah tepat membandingkan sesuatu yang berbeda kondisi? 

Seperti halnya Kaluna yang pegawai kantoran dengan seseorang yang bekerja serabutan atau nyaris hidup dibawah garis kemiskinan. Kita harus membuka mata lebar-lebar, bahwa setiap orang tidak selalu memiliki pekerjaan mapan. 

Adakalanya sebagian orang bekerja serabutan dan hanya mendapat upah untuk makan esok hari. Banyak sekali orang yang memiliki ketidakpastian pendapatan, tidak memiliki tunjangan, asuransi kesehatan atau bahkan pensiunan. Di luar sana banyak orang menahan diri untuk tidak kelaparan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun