Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Bonding antara Orangtua dan Anak Sangat Buruk?

20 September 2024   17:46 Diperbarui: 24 September 2024   07:32 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Bonding antara Orangtua dan Anak Sangat Buruk. (Sumber gambar: shutterstock via kompas.com)

Kebanyakan generasi Millenials terlahir dari pola asuh orangtua yang lebih otoriter, dimana orangtua memiliki kendali penuh terhadap anak. 

Sehingga cenderung melahirkan generasi yang kedekatan emosionalnya dengan orangtua sangat buruk. Anak tumbuh menjadi pribadi yang acuh, cuek dan tidak berempati pada orangtuanya. Seakan tidak ada kontak batin yang terjalin antar orang tua dan anak. 

Mengapa bonding antara orangtua dan anak bisa terjalin sangat buruk? 

Berkaca dari pola pengasuhan yang umumnya masih bersifat tradisional, konservatif, serta tidak bergantung pada teknologi, orangtua zaman dulu menganggap bahwa hubungan yang harus dibentuk antara orangtua dan anak harus bersifat formal, dimana orangtua bersikap seperti "atasan" dan anak seperti "bawahan" yang bisa di kendalikan sesuai arahan orang tua. 

Anak sejak kecil di asuh dengan gaya parenting otoriter dan kaku. Tidak adanya komunikasi dua arah yang terjalin. Anak diharuskan patuh mengikuti saran orangtua, karena orangtua merasa lebih berpengalaman dalam segala hal. 

Orangtua selalu beranggapan memiliki kuasa penuh terhadap kehidupan anak karena merasa sudah melahirkan, memberinya kehidupan yang layak dan menyekolahkannya. 

Dengan anggapan bahwa anak adalah sesuatu yang berada dalam kuasanya, orangtua memegang kendali penuh terhadap kehidupan anak, dari mulai menentukan kariernya sampai kadang terlibat dalam memilih pasangan hidup. 

Realita ini bisa dibuktikan dengan menjamurnya cerita Film seperti Siti Nurbaya pada zaman itu. Dari cerita film tersebut, kita bisa melihat bahwa pola parenting otoriter sangat dominan pada masa itu. 

Sebenarnya tidak ada satupun orangtua di dunia ini yang sudah memiliki pengalaman menjadi orang tua, semua orang tua pada awalnya sama, ketika mereka melahirkan anak pertama, mereka tidak tahu bagaimana caranya menjadi orang tua yang baik. Jadi pada dasarnya orang tua pun bisa berbuat salah pada anaknya. Karena itu perlu bagi orang tua menghapus anggapan bahwa orang tua selalu benar dan anak selalu salah. 

Dominasi budaya parenting otoriter tersebut, memang sudah mengakar kuat di masyarakat  sejak dulu dan diturunkan dari generasi ke generasi, sehingga tidak ada perubahan pola pengasuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun