Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Tangisan Misteri di Rumah Hijau

19 Mei 2024   19:54 Diperbarui: 23 Juli 2024   14:51 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bapak yakin?"

"Iya!" tegas Pak Oboy, membuat jantungku semakin berdegup ketakutan "Hmm, memang ada apa ya Neng?"

"Nggak! Nggak ada apa-apa kok, Pak! oh iya maaf udah ganggu ya Pak!" 

"Nggak apa-apa kok, Neng!"

***

Aku pun segera kembali ke rumah. Pikiranku menerawang tak karuan. Berbagai pertanyaan berkecamuk dipikiranku. Antara gugup, takut dan penasaran. 

'Kalo suara tangisan itu bukan suara anaknya pak Oboy, lalu suara siapa itu? Apa selama ini Aku salah dengar?!'

Jam mulai menunjukkan pukul 23.30 wib dan hari itu Aku sama sekali tidak bisa tertidur, meski rasanya tubuh dan pikiranku sangat lelah, tapi sulit sekali untuk terlelap. 

Aku seakan menantang diriku untuk membuktikan bahwa suara itu benar-benar ada. Aku tidak salah dengar! 

Tapi sampai tengah malam aku tunggu, suara misteri itu tidak muncul kali ini!

'Hmm, Aku sedikit merasa lega, mungkin saja itu hanya imajinasiku!'

 Akhirnya kuputuskan untuk tidur. 

Namun...

baru saja aku terlelap beberapa saat

"BRAKKKKKKK, BRAKKKKK, BRAKKKKK!!!!" suara hantaman benda di dinding terdengar sangat keras. 

"Astaga, suara apa itu?!" Aku sangat terkejut. Aku langsung membuka mata dan mencoba bangkit dari tidurku untuk mencari asal suara itu. 

TAPI.....

Tiba-tiba tubuhku sulit sekali digerakkan, seperti ada yang menahan. Seluruh tubuhku rasanya seperti ketindihan benda yang sangat berat. Aku sulit sekali bergerak!

Lalu Aku pun mencoba berteriak, tapi lidahku juga terasa kelu, Aku tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya bisa diam terbaring tanpa daya, rasa takut mulai menyelimuti seluruh tubuhku. Rasanya ingin sekali berlari dan berteriak tapi semua tak bisa kulakukan. Aku hanya bisa terbaring kaku!

"Tuhan Ada Apa ini?"

'KREEEEEK'

Suara pintu kamarku dibuka.

Perlahan muncul sesosok anak kecil bermuka pucat dengan berlumuran darah menatapku tajam! 

'ASTAGA' Jantungku berdegup kencang, Aku sangat ketakutan.

Anak itu berjalan mendekat ke arahku, Aku ingin sekali berlari sekencang mungkin tapi tak bisa kulakukan. Aku masih tertahan membeku diatas tempat tidur.

Anak itu tampak menangis, darah menetes dari kepalanya, matanya tak berkedip menatapku. Ia berjalan semakin mendekat lalu mencengkram lenganku dengan sangat kuat.

AAAAAARRRGGGHHHHHHHHH

****


"Cha... Icha.... " Perlahan Aku membuka mata, tampak Mira sedang duduk disampingku,  tubuhku rasanya sangat lemas. Ruangan di sekelilingku tampak seperti Rumah Sakit, tirainya serba putih dan beraroma obat. 

"Kenapa gue disini Mir?"

"Loe pingsan Cha di kostan, untung aja gue ke kostan loe, kalo nggak loe udah kena dehidrasi Cha! "

"Gue? Pingsan? Kapan?"

"Loe nggak ke kampus udah 3 harian Cha! Gue telpon nggak diangkat! Chat nggak dibales! Eh pas Gue ke kostan, Loe udah terkapar aja dilantai! Gue Shock banget tuh Cha!"

Aku mulai mengingat-ngingat kembali runutan kejadian yang menimpaku. 'Apa  semua itu hanya mimpi?' Seketika Aku langsung memeriksa pergelangan tanganku, tampak ada lingkaran hitam seperti bekas cengkraman, dan aku pun masih bisa merasakan sakit dari bekas cengkraman itu.

'ASTAGA, SEMUA ITU NYATA! BUKAN MIMPI!' seketika rasa takut kembali membuat tubuhku gemetaran.

"Ada Apa Cha? Kok Loe kaya ketakutan gitu?"

Aku menggelengkan kepala ku. Aku terlalu takut membahas cerita itu pada Mira. Sehingga aku memutuskan untuk merahasiakannya.

"Nggak! Nggak kenapa-napa kok!" 

Setelah keluar dari rumah sakit, Aku langsung memutuskan untuk pindah ke tempat lain.  Aku tidak pernah menceritakan alasan kepindahanku yang sebenarnya kepada siapapun, termasuk Mira. Hal itu aku lakukan untuk tetap menjaga nama baik Pak Oboy selaku pemilik rumah yang sudah memperlakukanku dengan sangat baik. Aku menyimpan semua cerita dan pengalaman mistis ini sendiri. Aku menganggapnya sebagai mimpi buruk yang pernah terjadi.  

Lama setelah kepindahanku dari rumah itu, Aku tak sengaja mendengar desas desus cerita dari orang-orang yang juga pernah tinggal dikawasan itu. Konon katanya di kawasan Rumah Hijau itu pernah ada seorang anak laki-laki yang meninggal karena disiksa oleh ayah tirinya. Kabarnya si ayah yang menjadi tersangka sampai saat ini masih menjadi buron. Tapi aku sendiri tidak tahu pasti desas desus itu benar atau hanya sekedar hoaks. Entahlah, terlalu menyeramkan untukku mengingatnya lagi! 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun