Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Waspada Penyebab Postpartum Depression

7 Mei 2024   12:03 Diperbarui: 7 Mei 2024   16:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu sebelum menjadi seorang ibu, saya pikir pekerjaan seorang wanita yang paling hebat itu adalah menjadi seorang wanita karier yang sukses dengan jabatannya dikantor, tapi ternyata setelah saya merasakan sendiri bagaiamana menjadi ibu, stigma tentang wanita luar biasa itu ternyata adalah seorang wanita yang menjadi ibu. bayangkan saja sejak janin di dalam kandungan, seorang wanita terikat pada pekerjaan penuh waktu tanpa jeda, dimana ia harus siap menggembol bayi didalam perut yang semakin lama semakin membesar ukurannya. Awalnya akan mulai terasa kesulitan makan karena rasa mual yang luar biasa, lalu perlahan ketika rasa mual mulai berangsur menghilang, tubuh akan mulai merasa kesulitan menunduk, bernapas, tengkurap dan bahkan untuk tidur nyenyak dikasur. Tak selesai sampai disitu, saat melahirkan entah itu lahiran normal atau caesar pasti semua ibu mengalami rasa sakit luar biasa saat bayi dilahirkan. Saking luar biasanya rasa sakit melahirkan, sulit untuk dideskripsikan secara detail.

Dengan semua pengorbanan yang sangat luar biasa itu, sudah sepatutnya seorang ibu diberi penghargaan yang lebih dari sekedar sebuah piagam, sertifikat, medali atau bahkan pangkat dengan bintang paling tinggi. Bahkan materi sekalipun tidak bisa dijadikan tolak ukur penghargaan seorang ibu! 

Tapi tahukah anda? Dengan segala kehebatan wanita sebagai supermom, dia juga bisa mengalami postpartum depression. 

Mungkin sebagian dari kita sudah sering mendengar istilah postpartum Depression. Berbeda dengan baby blues, postpartum depression memiliki gejala yang lebih parah. Postpartum membuat penderita merasa putus harapan, mereka merasa menjadi ibu yang tidak baik, sehingga tidak mau mengurus anak. Ibu yang menderita postpartum akan mengalami gangguan tidur, mood swings, gangguan nafsu makan, mudah marah, mudah sedih dan bahkan untuk kondisi  yang parah depresi ini bisa menyebabkan penderita kehilangan akal sehat, hingga bisa menyakiti bayi dan bahkan dirinya sendiri.

Beberapa faktor bisa menjadi pemicu seorang ibu menderita postpartum depression, faktor tersebut diantaranya adalah :

1. Perubahan hormon pasca melahirkan

Setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun. hal ini dapat menyebabkan perubahan kimia diotak yang memicu terjadinya perubahan suasana hati (mood swing)

2. kesulitan beradaptasi

Sulit beradaptasi dengan perubahan yang ada dan tanggung jawab baru sebagai ibu menjadi pemicu timbulnya stress. Peran ibu meliputi keluarga, pekerjaan, keuangan dan bahkan mengurusi semua kebutuhan anak, bisa menimbulkan kewalahan yang luar biasa dan memicu stress berkepanjangan. Disinilah dibutuhkan peran suami dan keluarga untuk ikut memberi support, agar ibu tidak merasa sendirian mengurus semua tanggung jawab dalam rumah tangga. Ingatlah bahwa rumah tangga itu tentang kerjasama bukan hanya hidup bersama. 

3. kekurangan tidur

Siklus tidur bayi lahir yang belum teratur menyebabkan ibu harus terjaga di malam hari dan menyita banyak waktu tidur mereka. Kurangnya waktu tidur terus menerus akan membuat seorang ibu kelelahan dan tidak nyaman, hal inilah yang bisa memicu emosional tidak terkendali dan dalam jangka lama bisa berdampak pada depresi.

4. Tekanan eksternal

Kelahiran adalah peristiwa fisiologis yang serius, tetapi orang-orang lebih sering memperhatikan bayi daripada sang ibu. Tidak banyak yang peduli dengan bagaimana kondisi psikologis sang ibu setelah melahirkan, semua terfokus pada bagaimana kesehatan si bayi. Mulailah bermunculan omongan-omongan negatif dari orang terdekat, yang seakan memperhatikan kondisi si bayi tapi menjatuhkan mental si ibu seperti "Kok bayinya nggak dikasih Asi?' "Kok asinya di pompa?" "Kok bayinya berat badannya kecil?" "kok bayinya dikasih sufor? Kok bayinya gampang sakit? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang seakan memberika stigma bahwa si Ibu tidak becus mengurus anaknya. Padahal sehebat apapun seorang ibu, ia tidak bisa mengendalikan keadaan 100 persen, menjadi ibu yang hebat bukan berarti anaknya tidak pernah sakit! Percayalah sekeras apapun anda berusaha menjadi ibu yang baik, stigma negatif akan selalu terdengar. Hal yang bisa anda lakukan agar bisa mengelola stress dengan baik, adalah dengan mengabaikannya! Ingatlah bahwa tidak ada ibu yang sempurna, semua ibu dalam tahap belajar, dan jika sesekali anda berbuat kesalahan, it's ok! Good Mom Made mistake!

And The main point is take care yourself! salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk meredakan atau menghindari postpartum depression adalah dengan merawat diri sendiri, merawat kesehatan mental dengan memberikan waktu untuk diri Anda sendiri baik itu beristirahat atau sejenak mengabaikan pekerjaan rumah tangga yang menumpuk! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun