"Kenalin nama saya Anara kesuma Dewi" ujarku sambil mengulurkan tangan.
"Saya Anandita Dok, panggil aja saya Dita...." dengan ramahnya wanita muda berusia 20 tahunan itu mengulurkan tangannya padaku, seraya mempersilahkan aku duduk di Sofa. Dita adalah pengurus rumah Dinas ini, sekaligus yang akan menjadi Asistenku di Puskesmas. Karena dari yang aku dengar, meskipun Dita hanya lulusan SMA dia sangat berpengalaman dalam merawat pasien.Â
"Aduh, nggak usah panggil saya Dokter! Kalo lagi berdua gini, Panggil aja saya Nara!" ujarku sambil duduk di sofa berwarna coklat. Mataku menatap sekeliling ruangan. Sebuah ruangan yang cukup besar dengan dinding dan atap yang tampak mengelupas. Seperti bangunan rumah lama, namun masih cukup nyaman untuk ditinggali.
"Ah, nggak enak bu Dokter!" Dita tersipu malu seraya duduk di Sofa yang berhadapan denganku "Bu Dokter kan atasan saya!"
"Santai Aja kali Dit! Nggak ada yang namanya atasan dan bawahan! Pokoknya sekarang kita temen! Saya harap selama saya disini, kita bisa jadi temen yang baik, oke?" Aku mencoba mengakrabkan diri dengan Dita, karena selama 6 bulan kedepan kami akan tinggal bersama di rumah dinas ini. Aku berusaha agar kami tidak canggung dan bisa berhubungan baik.Â
Dita tersenyum dengan sumringah "Siap, siap Bu Dokter! Aduh nggak nyangka Bu dokter, eh maksud saya teh Nara ini udah Cantik, Pinter, Someah Pisan!"
Aku mengernyitkan dahi "Someah?"
"Eh lupa, Teh Nara orang Jakarta yah!" Dita cengengesan "Maksudnya Someah itu, ramah Teh!"
"Oh ramah.... Ah, Dasar kamu bisa aja!" Aku tersenyum seraya mengipas-ngipaskan tangan ke wajah yang tersipu karena pujiannya. "Oh ya Dit, ngomong-ngomong rumah ini katanya ngegabung dengan puskesmasnya ya?"
"Iya Teh, bagian pinggir rumah ini nyambung ke Puskesmas!"
"Oh gitu...."