Mohon tunggu...
Erika Ayu Pandini
Erika Ayu Pandini Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN UNEJ BTV3 Klp 13 "Inovasi dan Perluasan Pasar Hidroponik"

27 Agustus 2021   13:19 Diperbarui: 27 Agustus 2021   13:37 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal 2020 pandemi covid-19 memasuki Indonesia dan sejak saat itu Pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan demi mengurangi tingkat penularannya. Pada 10 April 2020 Jakarta adalah provinsi pertama yang menerapkan PSBB atau "Pembatasan Sosial Berskala Besar". Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini mengakibatkan berbabagai masalah, terutama permasalahan ekonomi. Karena kebijakan ini membatasi pergerakan dari masyarakat.

Setelah penurunan tingkat penularan ini akhirnya kebijakan PSBB telah dihentikan. Dan semua kehidupan dan perekonomian mulai menuju normal. Akan tetapi pada awal Juli 2021 tingkat penularan pandemi covid-19 tidak terkendali sehingga pemerintah kembali menerapkan kebijakan untuk mengurangi tingkat penularannya. Kebijakan PPKM atau "Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat" yang mulai berlaku sejak akhir Juli 2021 ini menyebabkan berbagai permasalahan di tengah masyarakat.

Kebijakan PPKM ini kembali menyebabkan permasalahan perekonomian masyarakat. Kebijakan ini berdampak pada usaha-usaha yang dimiliki oleh masyarakat, tak terkecuali pada usaha hidroponik. Usaha ini terus mengalami penurunan penjualan hingga para petani hidroponik mengalami kerugian. Di desa Sukowiryo yang terletak di bagian selatan Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Luas desa Sukowiryo adalah 2,85 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 4.240 jiwa. Desa Sukowiryo merupakan salah satu desa yang berada di tengah kota Bondowoso dengan kode pos 68219. Terletak sejauh 2,5 km dari alun-alun kota Bondowoso dan memiliki 4 dusun yaitu dusun Wangkal, Sentong Krajan, Sentong dan Blumban. Di Desa Sukowiryo ini sangat cocok dijadikan lahan pertanian baik hidroponik maupun pertanian konvensional.

Di dusun Sentong terdapat Bapak Rudi yang menjadi petani hidroponik dengan nama "Hidroponik Bondowoso" alamat Jln. Mastrip Sukowiryo RT. 004/RW. 001 Area Sawah/Kebun Kec. Bondowoso Kabupaten Bondowoso maps https://maps.app.goo.gl/j5jQe7kHAAaAsYT58. Dia memulai usaha ini sejak Desember 2019 yang awal mulanya di depan rumah, dan seiring berjalannya waktu usaha hidroponiknya terus berkambang sehingga mampu membuat green house untuk usaha hidroponiknya. Tetapi sejak awal 2021 usahanya terus mengalami penurunan penjualan terlebih lagi saat penerapan kebijakan PPKM ini dia mengalami kerugian.

Menurutnya "Harus memperbanyak promosi untuk memikat konsumen, karena untuk jenis tanaman ini tergolong baru di Bondowoso terlebih lagi di desa Sukowiryo ini". Sehingga pada masa pandemi ini penjualannya terus mengalami kerugian karena kurangnya pemasaran dan sedikitnya ragam jenis tanaman hidroponik ini.

Oleh karenanya pada kegiatan KKN Tematik Universitas Jember Back To Village III ini dengan fokus tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 pada usaha tanaman hidroponik ini akan dilaksanakan dengan dengan tujuan Peningkatan Penjualan Melalui Keragaman Tanaman Dan Perluasan Pemasaran Produk Pada UMKM Tanaman Hidroponik Menghadapi Pandemi Covid-19. 

Dengan program kerja yang dilaksanakan selama 30 hari dimulai 11 Agustus -- 9 September 2021 ini akan dilakukan dengan penanaman jenis sayur hidroponik baru yang dirasa akan lebih mudah diterima di pasaran dan masyarakat sekitar. Jenis tanaman yang akan dikembangkan adalah kangkung, bayam, pakcoy dan saledri hidroponik yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dan menjadi sayur konsumsi sehari-hari dari pada selada air yang sudah dibudidayakan terlebih dahulu. 

Dan dengan beragam jenis tanaman hidroponik yang lebih umum ini diharapkan dapat meningkatan penjualan. Untuk perluasan pasar akan dilakukan dengan pembuatan logo, brosur, poster dan perbaikan kemasan yang akan semakin membuat sayur hidroponik ini semakin menarik.

Rencana program kerja akan dimulai dengan pemaparan program kerja kepada Bapak Rudi sebagai petani hidroponik pada minggu pertama dan dilakukan survei dan observasi terhadap lokasi dan jenis tanaman yang akan ditanam pada minggu ke-2. Selanjutnya pada minggu ke-3 adalah peroses penanaman dan pelatihan pembuatan logo, poster dan brosur untuk meningkatkan penjualan dan pada minggu terakhir adalah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil dari KKN UNEJ Back To Village III. Dalam menjalankan program kerja diatas diharapkan agar dapat berjalan lancar dan dapat memaksimalkan usaha hidroponik yang dimiliki oleh Bapak Rudi selama masa pandemi juga diharapkan memberikan dampak jangka panjang terhadap usahanya.

(Erika Ayu Pandini/KKN13/Sukowiryo/Bondowoso/Dpl : Ir.Gatot Subroto,MP.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun