Mohon tunggu...
Erik Purba
Erik Purba Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Semoga ada jejak di benak..\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Tahun Baru: Penistaan di 2017

29 Desember 2016   13:58 Diperbarui: 29 Desember 2016   14:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Heboh tentang kasus penistaan masih terus bergejolak. Saling melaporkan, saling melemparkan tuduhan masih berjalan. Ranah hukum mempunyai sistem sendiri yang mendefenisikan apa itu penistaan. Idealnya,  hukum berjalan sesuai dengan sistem itu. Apa dan tindakan yang bagaimana disebut penistaan. Alkitab juga bicara tentang beberapa kasus penistaan. Salah satunya adalah ketika dahulu bangsa Israel hendak masuk ke wilayah Kanaan. Apa kata Tuhan tentang Penistaan?

Sebelum masuk ke Kanaan, Musa  membuat survey.Tuhan yang menyuruh untuk melakukan survey, namun Ia tidak memesan dan merekayasa hasil akhir. Maka diberikanlah tugas kepada 12 orang untuk mengumpulkan data. Orang orang terpilih ini dipandang mempunyai kapasitas yang cukup {bukan karbitan atau ujug-ujug} karena mereka juga adalah pimpinan dari suku-suku Israel. Mereka berangkat dengan berpasangan, menjadi 6 pasang. Selama 40 hari (waktu yang dianggap cukup untuk penelitian) mereka mengamati situasi ekonomi, politik dan hankam di lapangan. Hasil akhir dari penelitian adalah sumber daya ekonomi (pertanian) bagus dan juga pertahanan keamanan Kanaan sangat kuat.

Pantas untuk dicatat bahwa semua pengamat  sepakat dengan hasil penelitian. Namun yang mengejutkan adalah rekomendasi berbeda. Sepuluh orang menyarankan untuk mundur dengan mengetengahkan kekuatan musuh ditambah alasan alasan yang muncul dari ketakutan, tetapi dua orang menyarankan untuk maju dengan melihat prospek ekonomi, plus kekuatan keyakinan dari perjalanan iman. Menarik untuk mencermati sikap bangsa Israel ketika mendengar dan bereaksi atas hasil dan rekomendasi dari penelitian itu, Semuanya menjadi takut dan marah, semuanya menjadi emosional. Semua berunjuk rasa dan hampir membunuh Yosua dan Kaleb yang menyarankan untuk maju.

Apa yang terjadi? Hasil sama tapi rekomendasi berbeda. Ok baiklah, mungkin wajar saja ada perbedaan, Latar belakang dan karakter lebih berperan menentukan sikap dibanding realita (sesaat). Bagi Israel realita di Kanaan hanyalah sepotong pengalaman (40 hari) dibanding dengan totalitas kebiasaan dan karakter yang sudah tertanam berakar selama berpuluh tahun. Kebiasaan dan karakter yang menolak kepatuhan dan tunduk kepada Allah. Jangankan pengalaman 40 hari, pengalaman 40 tahun saja belum cukup untuk patuh dan tunduk kepada Allah yang mengasihi mereka.

Berontak, melawan dan mengabaikan, itulah rangkaian kata sikap Israel  terhadap Allah yang diceritakan oleh Alkitab. Kisah survey ini hanya sepenggal cerita dari kesimpulan itu. Tuhan menyebutnya sebagai PENISTAAN, Ketika umatnya memandang rendah hal penyertaanNya dalam rekomendasi terhadap realita kehidupan. Ketika umatNya hendak kabur dari kenyataan, entah itu baik atau menakutkan, maka penistaan itu dimulai. Entah itu dengan kata "pakai" atau tidak.

Kita tidak tahu apa yang hendak terjadi di tahun 2017. Kita bisa melihat prospek yang baik dalam era kepemimpinan Presiden Jokowi dengan kabinet kerjanya. Kita juga bisa pesimis dikarenakan upaya penegakan hukum yang masih samar-samar atau suasana intoleran yang semakin kuat berhembus. Namun keyakinan akan penyertaanNya mendorong kita untuk terus ambil bagian dalam perkara kehidupan. Lari atau sembunyi, bukanlah jalan selamat yang pasti. Terlibat dan maju.. sebagai pertanda keyakinan akan penghormatan pada Tuhan. Kita diminta untuk memuliakan dan bukan menistakan. Gitu kan?(Ulangan 14 :11-12)

Penistaan Tuhan terjadi ketika umatnya memilih mundur akibat ketidak-yakinan atas penyertaanNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun