Mohon tunggu...
Erik Purba
Erik Purba Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Semoga ada jejak di benak..\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini Soal Hati..

31 Desember 2014   06:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Diantara ucapan syukur pada Tuhan yang terbata-bata karena Pesawat Air Asia telah ditemukan. Bagaimana tidak terbata-bata, karena ucapan syukur itu lahir dari duka ratusan keluarga penumpang.  Harusnya syukur lahir dalam sebuah kebahagiaan. Tetapi ini tidaklah sebuah kebahagiaan, mungkin hanya sebuah kepastian yang diberikanNya. Namun itupun sebuah berkah, karena berada dalam ketidak pastian antara hidup dan mati, siapakah yang bisa bertahan didalamnya?

Dalam keadaan yang demikian,  sikap-sikap simpati dan empatilah yang sangat menolong. Menolong untuk memberikan kekuatan agar kaki bisa digerakkan. Tidak menolong secara menyeluruh, tetapi sangat-sangat berarti. Dalam tragedi jatuhnya pesawat Air Asia yang telah ditemukan di Selat Karimata, semua berupaya membantu dan memberikan yang terbaik. Hadir para pemimpin yang berusaha membantu dan mendukung moral keluarga para korban. Mulai dari Bupati Beltim Basuri, Walikota Surabaya Tri Rismaharini,  dan tanpa mengesampingkan peran-peran pemimpin yang lain hadir juga wakil Presiden dan Presiden RI.

Mereka tidak hanya memerintahkan sesuatu kepada para bawahannya, tetapi terjun langsung. Dari segi efektifitas dan efisiensi mungkin tindakan itu tidak terlalu dibutuhkan dalam kepemimpinan selevel mereka. Tapi ini bukan tentang efektifitas dan efisiensi birokrasi. Gaji Wapres Yusuf Kalla dan Presiden Joko Widodo tidak berubah dengan keterlibatan mereka dalam musibah ini.  Musibah ini jauh dari persoalan hitung-hitungan tersebut. Ini persoalan bagaimana mereka ada dan hadir bagi masyarakatnya  saat  mereka berduka. Ini bukan tentang management pemerintahan dan program-programnya. Ini juga bukan persoalan anggaran yang dikeluarkan.  Ini persoalan hati yang diberikan oleh para pemimpin pada masyarakat. Katanya, apa yang dilakukan dari hati tidak dapat dibayar terkecuali dengan hati juga. Karena itu, semoga hati para pemimpin tersebut yang diberikan kepada masyarakatnya dapat menghibur hati yang sedang berduka.  Salam turut berduka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun