Segelintir ucap, acapkali kau nodai dengan hiruk pikuk dunia ini dengan jutaan kegemingan yang mampatkan kepadaku.
terperangah sejenak menuai asa yang hampir memuai dan sirna, sejenak ku berkaca pada aliran sungai muara pinta.
Rumah ramah yang remeh terbesit berdentum dipelupuk hati. Mau apakan perasaan ini...!
Ramah. Seharusnya aku tak seharusnya di rumah. Terus menerus.
Senantiasa melanglang buana agar tiada tergerus.
tubuhku terpelanting manakala ada secuil siulan miring yang membuat ku enggan bergeming.
Sejenak melerai pundi-pundi rupiah yang harus ku hibah pada hari-hari yang ramah. Tidak melulu....
# semarang, 18/11/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H