daun-daun sedang berguguran, menyusuri jalan-jalan yang begitu kasar:aspal, beton dan sebagainya....
genangan air tersebar ditepian jalan, penuh kenangan, sorak sorai kebahagiaan.
***
Aku berlindung di sebuah payung, sesaat membuatku sedikit termenung meratapi asa yang kian terkurung seperti canggung yang kututupi dengan kain sarung.
Pada jalanan yang kasar ,membuatku terlintas ingatan pada sebuah tembikar. dengan sesekali mengacuhkan senja menyilaukan mata.
*****
terjaring disela sela daerah tembilahan, membuang ku harus bertahan. Aku bukan remeh yang harus kau rumahkan, hingga terperangah sebelah mata kau pandang kan.
Acapkali ku berucap, tiada setitik yang tergerak, terpaku diantara jarum jam, memutar di porosnya saja. Tiada bisa keluar.
pada jalanan kasar, merengkuh harapan di sebuah batu nisan: ingin menyekar. mengenanberpulg Kembali ke tempat peristirahatan, sebelum benar-benar berpulang...
# Rabu, 09/11/2022
# M. Erik Ibrahim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H